Jadi Target Pembunuhan 22 Mei, Ini Kata Yunarto Wijaya
- VIVA.co.id/ Fikri Halim
VIVA – Pimpinan lembaga survei Charta Politika, Yunarto Wijaya yang diduga menjadi salah satu target pembunuhan oleh kelompok yang tidak terima dengan hasil Pemilu akhirnya angkat bicara.
Yunarto menyatakan, dirinya secara pribadi dan keluarganya sudah memaafkan niat jahat sekelompok orang yang diduga ingin membunuhnya beberapa waktu lalu. Hal itu diungkapkan Yunarto dalam timeline Twitter miliknya.
"Sama seperti yang pernah saya tulis, sudah tidak ada dendam lagi dari saya & keluarga baik buat perencana ataupun eksekutor," kata Yunarto Wijaya dalam akun Twitter miliknya, Selasa 11 Juni 2019.
Tidak hanya itu, ia juga menyatakan, dalam situasi seperti saat ini sangat penting untuk mengedepankan kasih sayang, terutama untuk keutuhan NKRI.
"Dari situasi-situasi seperti ini saya belajar tentang apa itu kasih, termasuk ketika bisa maafkan yang memusuhi kita. Ayo terus mencintai Indonesia," ujarnya.
Diketahui sebelumnya, beberapa waktu lalu Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian sempat menyatakan ke publik ketika menyikapi aksi massa yang berujung rusuh pada tanggal 21-22 Mei 2019 lalu. Aksi massa itu menurut Tito sarat dengan kepentingan politik. Bahkan, dalam aksi itu terdapat empat orang pejabat negara dan satu orang pimpinan lembaga survei yang diduga menjadi target pembunuhan oleh sekelompok orang yang memang sengaja ingin menciptakan suasana rusuh terjadi di Indonesia, khususnya di Jakarta.
Mereka yang dikabarkan menjadi target pembunuhan adalah Menkopolhukam Wiranto, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Kepala BIN Budi Gunawan, Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Gorris Mere, dan salah satu pimpinan lembaga survei.
Siang tadi, Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary pada saat menggelar konferensi pers di kantor Menkopolhukam juga menjabarkan, bahwa salah satu pimpinan lembaga survei yang menjadi target pembunuhan adalah Yunarto Wijaya.
Menurut Ade, seorang eksekutor yang berinisial HK alias Iwan sudah sempat mengintai kediaman pribadi Yunarto Wijaya dan juga kantor Charta Politika yang terletak di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. HK telah diperintahkan oleh Kivlan Zen untuk eksekusi.
Sejauh ini, polisi telah berhasil meringkus sejumlah tersangka yang diduga sebagai eksekutor empat pejabat negara dan Yunarto Wijaya itu, mereka adalah HK alias Iwan, AZ, IF, TJ, AD, dan AF alias Fifi. Mereka semua memiliki peran yang berbeda-beda.