Pengakuan Tersangka Diminta Kivlan Zen Bunuh Yunarto Wijaya

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya memaparkan survei pilpres
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lilis Khalisotussurur

VIVA – Kepolisian memutar video testimoni sejumlah tersangka yang telah ditangkap karena dugaan kepemilikan senjata dan rencana pembunuhan empat tokoh dan satu pimpinan lembaga survei.

Yoon Suk Yeol Bantah Lakukan Pemberontakan, Sebut Darurat Militer untuk Lindungi Negara

Dalam video, tersangka HK membenarkan dirinya ditangkap atas dugaan tersebut. Dia juga menyebut dirinya memang ada kaitan dengan Kivlan Zen, tersangka makar dan kepemilikan senjata ilegal.

Pada bulan Maret dia mengaku dipanggil Kivlan untuk bertemu di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pada pertemuan itu, HK mengaku diberi uang Rp150 juta untuk pembelian alat senjata, berupa senjata laras pendek dua pucuk.

Istri Andre Taulany Diduga Pernah Hina Prabowo Sakit Jiwa di Pilpres 2019

"Dan saat ditangkap saya membawa satu pucuk jenis revolver magnum dengan amunisi satu butir, yang saya bawa memang untuk lokasi demo," kata HK.

Kemudian IR atau Irfansyah juga mengaku pernah ditelepon oleh ajudan Kivlan pada bulan April untuk bertemu Kivlan di Masjid Pondok Indah, Jakarta Selatan. Saat menunggu di parkiran, Irfansyah bersama rekannya, Armin dan Yusuf kemudian diminta masuk ke dalam mobil Kivlan.

Viral Ucapan Gus Samsudin: Konten Tukar Pasangan Itu Dakwah, Saya Senang di Penjara

"Saya masuk ke dalam mobil Kivlan, lalu (Kivlan) mengeluarkan HP dan menunjukkan alamat serta foto Yunarto Quick Count dan Pak Kivlan cari alamat ini," ujarnya.

Tokoh yang diperintahkan kepada Irfansyah untuk dibunuh yaitu Direktur Eksektif Charta Politica, Yunarto Wijaya. Dia diminta lebih dulu untuk mensurvei lokasi, dia diberi dana operasional Rp5 juta.

"Sampai di sana dengan HP Yusuf kami foto dan video alamat tersebut, alamat Yunarto," kata IR.

 Bahlil Lahadalia Dilantik oleh Presiden Jokowi Menjadi Menteri ESDM

Bahlil: Saya yang Usulkan Pilpres 2024 Ditunda Ketika Jadi Menteri Investasi, bukan Jokowi

Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia kembali pasang badan untuk Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) bahwa dirinya yang mengusulkan ide agar menunda waktu Pemilih

img_title
VIVA.co.id
31 Desember 2024