42.300 Kendaraan Arus Balik Masuk Tol Cijago
- VIVA/ Zahrul Darmawan.
VIVA - Lebih dari 40 ribu kendaraan di arus balik akhir pekan ini telah memasuki kawasan Tol Cinere Jagorawi atau Tol Cijago. Diperkirakan, puncak dari arus balik itu bakal terjadi pada hari ini, Minggu 9 Juni 2019.
Direktur Operasi PT Translingkar Kita Jaya selaku pengelola Tol Cijago, Teddy Rosadi, mengungkapkan pada Jumat, 7 Juni 2019, atau hari ke 5 Tol Cijago Seksi 2 difungsionalkan tercatat ada 38.556 kendaraan yang melintas.
Adapun transaksi terbagi 69 persen (26.466 kendaraan) pada Tol Cijago Seksi 1 dan 31 persen (12.090 kendaraan) pada Tol Cijago Seksi 2.
"Rinciannya, Gerbang Tol Cisalak 1 yakni 11.215 kendaraan. Gerbang Tol Cisalak 2, ada 11.731 kendaraan, Gerbang Tol Cisalak 3, 3.520 kendaraan," katanya.
Sedangkan untuk Gerbang Tol Margonda 1, yakni sebanyak 2.082 kendaraan, Gerbang Tol Margonda 2, sebanyak 4.549 kendaraan. Kemudian, Gerbang Tol Kukusan 1 yakni 2.491 kendaraan, dan Gerbang Tol Kukusan 2 ada sebanyak 2.968 kendaraan.
"Pada hari Sabtu tanggal 8 Juni 2019 (hari ke 6 seksi 2 difungsionalkan) ada 42.300 kendaraan."
Adapun rincian pada tanggal tersebut yakni, Gerbang Tol Cisalak 2 sebanyak 13.717 kendaraan dan Gerbang Tol Cisalak 1 ada 11.117 kendaraan. Untuk jenis transaksi terbagi 67 % (28.329) pada Tol Cijago Seksi 1 dan 33% (13.971) pada Tol Cijago Seksi 2.
Kemudian Gerbang Tol Cisalak 3 ada sebanyak 3.495 kendaraan, Gerbang Tol Margonda 1, ada 2.142 kendaraan dan Gerbang Tol Margonda 2 ada 5.498 kendaraan. Selanjutnya untuk Gerbang Tol Kukusan 1 ada 2.540 kendaraan dan Gerbang Tol Kukusan 2 ada 3.791 kendaraan.
"Untuk total lalin hari ini datanya baru diperoleh besok pagi karena data shift 3 malam hari baru selesai pukul 06.00 besok pagi," kata Teddy.
Sementara itu, Kasat Lantas Polresta Depok, Komisaris Sutomo mengungkapkan, sampai dengan hari ini arus lalu lintas di kawasan Cijago terpantau ramai lancar.
"Sampai saat ini situasi masih kondusif. Namun kami tetap akan melakukan patroli dan kesiapsiagaan di sejumlah titik yang kami anggap rawan terjadinya kemacetan," kata Sutomo. (ren)