Musim Mudik, Bandara Trunojoyo Madura Malah Sepi Peminat
- Veros Afif (VIVAnews)
VIVA – Bandara Trunojoyo di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, resmi beroperasi secara komersial sejak 2017 lalu dengan rute Surabaya-Sumenep (pulang-pergi). Namun bukannya berkembang, makin lama jumlah penumpang kian menurun. Pada musim mudik Lebaran tahun ini pun jumlah penumpang menurun 20-30 persen dibandingkan mudik tahun lalu.
"Dibandingkan (mudik Lebaran) tahun lalu turun 20 sampai 30 persen (hingga H-5 Lebaran). Sebagai contoh kemarin, Surabaya-Sumenep 38 orang, dari Sumenep ke Surabaya cuma sembilan orang," kata Kepala Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo, Indra Triantono dihubungi VIVA pada Jumat, 31 Mei 2019.
Sejak awal resmi komersial, Bandara Trunojoyo melayani satu rute penerbangan saja yakni Surabaya-Sumenep (PP) dengan jadwal terbang sekali dalam sehari. Maskapai yang bekerja sama dengan Pemkab Sumenep ialah Wings Air dengan pesawat jenis ATR 72-600 berkapasitas 72 penumpang.
Satu lagi jadwal terbang perintis yang melayani rute Sumenep-Bawean (Gresik) sekali dalam seminggu, yakni setiap hari Rabu, menggunakan pesawat Susi Air. "Kalau (musik mudik Lebaran) tahun lalu penuh (penumpangnya)," ucap Indra.
Sebetulnya, lanjut dia, penurunan jumlah penumpang di Bandara Trunojoyo terjadi sejak beberapa bulan lalu sebelum mudik kali ini. Memasuki 2019 penurunannya terjadi signifikan. "Sejak sebelum mudik sudah turun (jumlah penumpang), beberapa kali malah cancel karena tidak ada pesawat dan penumpangnya kurang dari Sumenep," ujar Indra.
Indra menjelaskan, sepinya peminat angkutan udara di Bandara Trunojoyo bukan disebabkan soal harga. Kata dia, harga tiket pesawat Surabaya-Sumenep tidak mengalami kenaikan masih sama seperti harga di hari-hari biasa yakni Rp190 ribu Sumenep-Surabaya dan Rp230 ribu Surabaya-Sumenep. "Kalau tiket enggak mahal," katanya.
Indra memperkirakan, lesunya penumpang pesawat dikarenakan kebiasaan warga Madura yang lebih suka bepergian dengan jalur darat. Apalagi, selisih waktu perjalanan tak terlalu lama. Apalagi, Jembatan Suramadu sekarang sudah gratis.
"Misalnya, penerbangan dari Sumenep berangkat jam setengah dua, kalau kendaraan berangkat jam tujuh pagi, jam sebelas siang sudah sampai Surabaya," ujar Indra.