Lebaran 2019, Extra Flight di Bandara Ngurah Rai Turun Drastis
- VIVA/Bobby Andalan
VIVA – Pergerakan pesawat udara dan penumpang di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai diprediksi akan berangsur mengalami peningkatan menjelang Idul Fitri 1440 H. Meski demikian, penerbangan ekstra dari bandara tersebut mengalami penurunan tajam.
PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali secara resmi membuka Posko Angkutan Terpadu Lebaran 2019, setelah dilakukan apel pembukaan Posko Terpadu Angkutan Lebaran, Kamis, 30 Mei 2019.
“Secara rutin, Posko Angkutan Lebaran dioperasikan untuk mendukung dan mengantisipasi tingginya tingkat pergerakan pesawat udara dan lonjakan penumpang pada periode libur Hari Raya Idul Fitri, serta untuk mengantisipasi hal-hal yang bersifat irregular, sehingga dapat diantisipasi secara cepat,” ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali Haruman Sulaksono, dalam keterangannya saat membuka posko.
Melihat data di tahun-tahun sebelumnya, menghabiskan masa libur Lebaran di Bali bagi penumpang domestik masih merupakan hal yang populer. Sementara bagi penumpang dari mancanegara, Bali masih tetap populer sebagai destinasi wisata, mengingat di bulan Juni ini sudah mulai memasuki summer season di belahan bumi bagian barat.
“Jumlah pergerakan pesawat dan penumpang yang lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasanya, mengharuskan kami untuk lebih siap dalam memberikan pelayanan kepada penumpang. Selain itu, penempatan personel selama 24 jam selama pelaksanaan posko juta untuk memastikan kondisi keamanan dan keselamatan penerbangan tetap terjaga,” tutur Haruman.
Hingga H-1 operasional posko, terdapat dua maskapai yang telah mengajukan permohonan penerbangan tambahan atau extra flight, yaitu Batik Air dan AirAsia. Dari dua maskapai tersebut, total permohonan extra flight adalah sejumlah 216 penerbangan, dengan rincian AirAsia mengajukan 84 permohonan, serta Batik Air dengan 132 permohonan.
Jika dibandingkan dengan jumlah permohonan di tahun lalu, di mana terdapat 765 permohonan extra flight, terdapat penurunan jumlah permohonan extra flight hingga 254 persen.
“Meskipun di tahun ini jumlah pengajuan extra flight jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun lalu, akan tetapi kami tetap berkomitmen untuk menyediakan pelayanan terbaik demi terselenggaranya penerbangan yang aman, nyaman, dan selamat,” ujar Haruman.
Selaku pengelola bandar udara, PT Angkasa Pura I (Persero) turut melakukan koordinasi dengan pihak maskapai penerbangan serta ground handling untuk melakukan antisipasi jika terjadi lonjakan jumlah penumpang dan peningkatan lalu lintas penerbangan selama periode pelaksanaan Posko Terpadu Angkutan Lebaran, supaya kinerja ketepatan waktu penerbangan atau On-Time Performance (OTP) tetap terjaga atau bahkan dapat ditingkatkan.
“Prediksi kami, puncak arus pergerakan menjelang Lebaran akan terjadi pada H-2 Lebaran, dengan jumlah 471 pergerakan pesawat udara dan 76.974 penumpang terangkut. Sedangkan untuk puncak arus pergerakan pasca Lebaran akan jatuh pada H+3 Lebaran, di mana akan terdapat 471 pergerakan pesawat dan 84.385 penumpang yang akan kami layani,” imbuh Haruman.
“Untuk menjamin kelancaran, keselamatan, dan keamanan penerbangan, kami telah berkoordinasi secara internal untuk memastikan kesiapan infrastruktur utama dan pendukung. Kami juga menyediakan mobil ambulance yang siap siaga 24 jam untuk mengantisipasi jika terdapat penumpang yang membutuhkan bantuan kesehatan,” kata Haruman.
Selama operasional posko, personel akan disiapsiagakan untuk mengawaki Posko Terpadu Angkutan Lebaran, yang akan dibagi menjadi 3 shift, yaitu pagi, siang, dan malam. Dalam setiap shift, sebanyak 39 personel lintas institusi komunitas bandar udara siap sedia dalam memastikan pelayanan terbaik bagi para penumpang.
“Selama pelaksanaan posko, sebanyak 1.648 personel gabungan yang berasal dari berbagai institusi anggota komunitas bandar udara akan disiagakan untuk menjamin keamanan dan keselamatan penerbangan, serta kelancaran arus pergerakan penumpang di dalam areal bandar udara,” tutur Haruman.