Kisah Warga Aceh Sumbangkan Mahar Nikah untuk Palestina
- IST
VIVA – “Mahar nikah dari suamiku, kuberikan untuk Palestina.” Kalimat tertulis dalam secarik surat yang ditemukan Munandar dan Tanzil Asri dalam sebuah amplop. Surat ditulis tangan sebanyak dua bait.
Kisah ini berawal saat anggota Aksi Cepat Tangga Munandar dan Tanzil melaksanakan roadshow di Aceh Selatan dengan menghadirkan Syekh Ibrahim As-Sumairi asal Palestina, sebagai penceramahnya. Roadshow itu mengajak masyarakat berpartisipasi membantu Palestina yang menderita akibat perlakuan Israel.
Saat itu Syekh Ibrahim dijadwalkan mengisi roadshow setelah salat Asar di Masjid Agung Istiqamah, Tapaktuan, Aceh Selatan, yang difasilitasi Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aceh Selatan.
“Usai roadshow, kami menghitung jumlah donasi yang terkumpul melalui kotak yang diedarkan selama Syekh Ibrahim mengisi tausiah, dan kami menemukan sebuah amplop,” kata Munandar melalui pesan tertulisnya, Senin, 27 Mei 2019.
Di dalam amplop berisi secarik surat dan kalung emas 13 gram 300 miligram beserta suratnya. Tidak ada keterangan nama pengirimnya.
Berdasarkan surat emas, diketahui emas itu dibeli pada 23 Mei 2016 yang distempel atas nama Toko Mas Subur Baru Jalan Merdeka Nomor 46 Tapaktuan.
Si pengirim, katanya, menyampaikan bahwa emas itu merupakan mahar dari suaminya tercinta yang diberikan kepadanya. Ia membolehkan emasnya diuangkan agar bisa membantu Palestina.
Katanya, ia terinspirasi dari kisah pengusaha batik di Yogyakarta yang ingin membawa harta kekayaannya sampai meninggal. Si pengusaha rajin bersedekah.
Namun, karena begitu cinta kepada harta, ia ingin membawanya hingga meninggal. Sehingga, hartanya disumbangkan kepada masjid, anak yatim, madrasah, pesantren, dan orang-orang yang membutuhkan.
Berikut ini isi secarik surat kemanusiaan dari warga Tapaktuan, Aceh Selatan:
Assalamu’alaikum wr.wb
Selamat datang saudaraku dari negeri para nabi. Kisah Haji Usman, pengusaha batik di Yogyakarta, menginspirasi saya. Saat seseorang bertanya padanya bagaimana ia begitu mudah menginfakkan hartanya, begitu ringan dalam bersedekah, tidak cinta pada harta? Ia menjawab “sanking cintanya dan sayangnya saya sama harta, sampai-sampai saya tdk rela meninggalkan harta saya di dunia ini, saya tak mau berpisah dengannya meskipun saya mati.”
Makanya, saya titip pada mesjid, pada anak yatim, ada madrasah, pada pesantren, pada pejuang dakwah, dan pada mereka yang membutuhkan.
Karena itu, saya ingin menitipkan emas ini (mahar dari suami tercinta) untuk keperluan saudara-saudaraku di Palestina sana. Silahkan jika ingin ditukarkan dalam bentuk uang. Sampaikan salam saya kepada saudara-saudara di Palestina.