Makna Arsitektur Masjid Sunan Ampel
- timesindonesia
VIVA – Kemahsyuran Masjid Sunan Ampel di Surabaya Jawa Timur tak diragukan lagi. Pada hari besar Islam, puluhan ribu peziarah selalu memenuhi kawasan masjid dengan luas lebih dari 4000 meter persegi itu.
Sesuai dengan namanya, Masjid Sunan Ampel memang dibangun oleh Sunan Ampel atau Raden Rachmad Rachmatullah pada tahun 1421. Pada masa itu wilayah tersebut masuk dalam wilayah Kerajaan Majapahit.
Arsitektur Jawa Kuno melekat pada masjid tertua ke tiga di Indonesia itu. Detail arsitektur masjid ini menampilkan bagaimana Islam pada periode awal di kawasan Majapahit, mengakomodasi khazanah budaya Jawa untuk kepentingan dakwah.
Nilai-nilai luhur Islam diakulturasikan dengan pola bangunan Jawa yang bersumber dari kosmologi masyarakat setempat. Jadilah bentuk bangunan yang tidak hanya menampilkan kecantikan fisik, tetapi juga kedalaman spiritual.
Saat pembangunannya Sunan Ampel juga menyimpan makna dan pesan bagi umat Islam dibalik arsitektur masjid.
Dikumpulkan dari beberapa sumber dijelaskan bahwa atap masjid berbentuk tajuk, piramida bersusun tiga, mengadopsi arsitektur Majapahit. Tajuk dalam tradisi Jawa merepresentasikan gunung yang diyakini sebagai tempat suci.
Disini atap bersusun tiga adalah elemen arsitektur Hindu-Jawa. Akan tetapi, nilai-nilai di balik bentuk atap tersebut kental dengan ajaran Islam, yang bermakna Islam, iman, dan ihsan.