Wiranto: Ada Skenario agar Masyarakat Antipati Terhadap Pemerintah Sah
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menyebutkan, aksi massa yang berujung ricuh sejak Selasa malam hingga Rabu ini di sejumlah titik Jakarta, dilakukan oleh perusuh.
Dia yakin, kerusuhan tersebut telah diskenariokan sebelumnya, yang bertujuan menyerang aparat keamanan dan menimbulkan antipati terhadap pemerintahan yang sah.
"Ada skenario untuk membuat kekacauan, menyerang aparat keamanan yang berkerja dan menciptakan antipati kepada pemerintahan yang sah," kata Wiranto saat menggelar jumpa pers di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Mei 2019.
Mantan Panglima ABRI tersebut mengungkapkan, aksi oleh kelompok perusuh ini dilakukan hampir bersamaan usai berakhirnya aksi yang dilakukan oleh sekelompok massa yang menolak hasil Pilpres 2019.
"Perusuh yang melakukan penyerangan asrama Brimob. Tujuannya menciptakan kekacauan hingga menimbulkan korban. Korban ini kemudian dituduhkan kepada aparat keamanan bahwa aparat keamanan yang melakukan," kata mantan Ketum Partai Hanura tersebut.
Menurut Wiranto, aparat sudah mengetahui para pelaku dan identitasnya. Namun terus dilakukan penyisiran pada kelompok-kelompok perusuh itu sampai kondisi kembali kondusif.
"Preman yang dibayar, bertato. Siapa dia, pengakuannya bagaimana, agar jelas. Jangan sampai dilempar (rusuh) ini kepada pemerintah. Seolah-olah pemerintah sewenang-wenang, diktator, aparat keamanan menyerang rakyat. Ini jangan sampai kita terkecoh," kata Wiranto.
Wiranto menekankan, tidak rasional bila aparat ?bersikap kejam dengan membunuhi para pengunjuk rasa. Dia pun meminta semua pihak turut meluruskan opini sehingga segera menciptakan kondisi yang kondusif.
"Tidak mungkin aparat keamanan bunuh rakyat dalam aksi demo. Korban itu jatuh saat perusuh serang Brimob, bakar mobil," ujarnya.
Dalam kesempatan sama, Wiranto menegaskan, negara tidak akan kalah menghadapi para perusuh ini.? Segenap upaya juga akan terus dilakukan agar masyarakat yang tidak tahu menahu didomplengi kelompok-kelompok tertentu.
"Kita bersepakat, negara tidak boleh kalah dari aksi jahat seperti ini. Negara harus melindungi segala bangsa dan tumpah darah Indonesia. Kami harapkan masyarakat tak terpengaruh. Waspada hal ini untuk tak dapat menerima penjelasan yang tidak rasional," ujarnya.