Jelang Aksi 22 Mei, Kapolda Tetapkan Siaga 1 di Jateng

Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodiq

VIVA – Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menyatakan gerakan menolak hasil pemilu di Jawa Tengah masih kondusif. Ia tak menampik ada pergerakan dari Jateng menuju Jakarta untuk aksi 22 Mei 2019.

Hari Guru, Pemprov Jateng Sudah Angkat 8.909 Guru Tidak Tetap Jadi PPPK

"Gerakan-gerakannya sementara dilaporkan masih bisa dikendalikan," kata dia ketika ditemui usai mengkuti Apel Kebangsaan di Plaza Manahan Solo, Selasa sore, 21 Mei 2019.

Selain itu, menurut dia, pergerakan massa dari Jawa Tengah untuk mengikuti aksi 22 Mei 2019 di kantor KPU Pusat secara kelompok tidak ada yang berangkat. Hanya saja untuk berangkat secara orang per orang dilaporkan ada.

Andika-Hendi Bentuk Satgas Anti-Politik Uang Jelang Pencoblosan, Bonus Menggiurkan bagi yang Menangkap

"Mungkin yang orang per orang ke Jakarta itu berangkat untuk melakukan keperluan-keperluan, apakah pulang kampung untuk menemui keluarga atau aktivitas ekonomi," ujar dia.

Seperti diketahui adanya gerakan aksi 22 Mei di Jakarta menyebabkan massa dari berbagai daerah berangkat ke Ibu Kota untuk mengikuti aksi tersebut. Bahkan di Solo, sejumlah peserta berangkat dengan menggunakan angkutan umum.

Survei Populi Center: Raih 57,8 Persen, Elektabilitas Ahmad Luthfi-Taj Yasin Ungguli Andika-Hendar

Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di Jawa Tengah setelah pengumuman hasil rekapitulasi pilpres, Polda Jawa Telah telah menetapkan siaga 1.

"Siaga 1 telah dilakukan hari ini sampai dengan hari Sabtu. Itu ditetapkan bagi seluruh anggota Polri di seluruh Indonesia," ujarnya.

Sementara itu terkait apel kebangsaan yang diikuti para prajurit TNI dan Polri, Rycko mengatakan acara tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-111. Dengan peringatan itu diharapkan untuk kembali menggelorakan kebangkitan nasional yang sesungguhnya adalah suatu rasa kebangsaan.

"Rasa kebangsaan merupakan suatu keinginan kuat dari seluruh rakyat Indonesia ingin menjadi suatu bangsa dari berbagai perbedaan," jelasnya.

Selain apel kebangsaan itu juga dilaksanakan sebagai bentuk konsolidasi kekuatan TNI, Polri serta elemen masyarakat dalam rangka mengamankan Solo Raya dan tentunya seluruh wilayah Jawa Tengah.

"Utamanya memang di wilayah Solo Raya. Peserta apel terdiri dari 20 kompi kekuatan TNI dan Polri. Selain itu juga dibantu kekuatan 10 kompi dari elemen masyarakat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya