Pasar Kosambi Bandung Disebut Tak Punya Sistem Proteksi Kebakaran
- VIVA/Adi Suparman
VIVA – Pasar Kosambi di Kota Bandung, Jawa Barat, disebut tak memiliki sistem proteksi terhadap kebakaran. Akibatnya, ketika pasar itu kebakaran pada Sabtu pekan lalu, upaya pemadaman sulit, bahkan api dilaporkan belum sepenuhnya padam hingga tiga hari berikutnya.
Sebagaimana disampaikan Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung, Dadang Iriana, saluran udara di bangunan pasar itu tidak dirancang untuk memudahkan api cepat padam jika terjadi kebakaran.
“Ini menyulitkan, karena ventilasi, akses, proteksi kebakaran, tidak ada sama sekali. Memang rawan ini untuk Kosambi,” kata Dadang di lokasi kebakaran, Senin, 20 Mei 2019.
Dadang mencontohkan, saat pendinginan puing-puing bekas kebakaran, petugas kesulitan karena ventilasi terhalang kios-kios. Atas dasar itulah kios-kios itu akhirrnya dibongkar, dan terbukti berikutnya upaya pemadaman menjadi lebih mudah.
Kobaran api pada Sabtu malam lalu, katanya, menyulitkan petugas saat pemadaman. Para petugas pun bahkan ada yang kewalahan hingga pingsan dan harus dirawat di rumah sakit.
Pada Minggu malam, misalnya, petugas pemadam masih menemukan sejumlah titik api. Meski sudah dipadamkan, api bisa muncul lagi di tempat lain, terutama karena banyak benda mudah terbakar tetapi sekaligus sulit dipadamkan, seperti plastik, stereofoam, kardus, dan minyak.
"Ini dipadamkan di koridor sebelah kiri, muncul sebelah kanan, sampai jam tiga pagi itu belum tuntas. Baru saat ini mudah, mudah-mudahan terakhir, tidak ada asap sedikit pun,” katanya.
Pasar Kosambi di Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, kebakaran hebat pada Sabtu malam, 18 Mei 2019. Berdasarkan data Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana, 300 lapak dan kios hangus dilalap api akibat musibah itu.
Dua puluh delapan mobil pemadam kebakaran yang didatangkan dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi dikerahkan untuk membantu mempercepat pemadaman. Para petugas bergantian masuk ke dalam kios lantai semi basement.