Siswa Berprestasi Tak Diluluskan SMA karena Bersikap Kritis

Pelajar di NTB tak diluluskan karena kritis.
Sumber :
  • Istimewa/ Koleksi Aldi Irfan

VIVA – Seorang pelajar SMA di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, bernama Aldi Irfan disebut tidak diluluskan oleh kepala sekolah, karena dianggap terlalu kritis dan sering mengkritik kebijakan sekolah.

Polisi yang Tembak Pelajar Dituduh Mabuk hingga Narkoba, Begini Faktanya

Siswa SMAN 1 Sembalun, Kecamatan Sembalun itu dikenal anak yang kritis, sekaligus cerdas di sekolahnya. Sikap kritis ditunjukkan, saat beberapa rekannya diusir dari sekolah, lantaran telat hanya beberapa menit.

Padahal, penyebab rekannya telat, lantaran dalam kondisi hujan dan ada perbaikan jalan menuju sekolah, sehingga akses sangat berlumpur. Aldi memprotes aturan tersebut.

Siswa Tertembak di Semarang, Warga dan Satpam Tak Melihat Ada Tawuran di Paramount

Tidak hanya itu, kepala sekolah juga pernah menegurnya, karena menggunakan jaket saat berada di sekolah. Aldi pun mengkritisi kebijakan tersebut. Terlebih lagi, kondisi Sembalun yang udaranya selalu dingin, menurut dia, membuat jaket sangat dibutuhkan.

"Waktu itu, kawan saya sudah melepas jaket, malah dilempar bak sampah dan dipukul," ungkap Aldi, Minggu 19 Mei 2019.

Pendapatan Pajak MotoGP Mandalika 2024 Tak Sampai 50 Persen dari Target Padahal Penonton Bertambah, Ada Apa?

Rusman, kakak kandung Aldi mengatakan, sikap kritis Aldi sangat wajar.

"Jalan-jalan licin dan hujan, kawan-kawan Aldi diusir dan gerbang dikunci. Itu yang diperjuangkan Aldi. Kemudian gara-gara jaket, padahal cuaca di sini dingin," ujarnya.

Dia mengungkapkan, kepala sekolah beberapa kali memang mengancam adiknya tidak diluluskan, jika masih sering melawan aturan yang ditetapkan sekolah. Bahkan, kepala sekolah mengutus dua guru ke rumah Aldi.

Aldi dan keluarga telah berupaya meminta maaf, dengan dua kali menemui kepala sekolah di rumahnya. Namun, Aldi tetap tidak diluluskan. Bahkan, belakangan ini kepala sekolah berdalih permohonan maaf tidak diberikan, lantaran Aldi dan orangtua ke rumah kepala sekolah pada hari Minggu dan disayangkan bukan saat jam kerja.

"Padahal, kan minta maaf bisa kapan-kapan saja," cetus Rusman.

Banyak guru Aldi membenarkan dia merupakan siswa paling teladan dan pintar di kelas. Karena ketekunannya, ia dipercaya menjadi ketua kelas. Bahkan, Aldi juga terkenal tekun beribadah dan selalu mengajak rekannya salat berjamaah.

"Anak kami ini aktif di OSIS. Selalu membantu sekolah. Dia membantu mendatangkan donatur yang menyumbang puluhan Alquran," ujar Wali Kelas Aldi, Ruhaiman.

Ruhaiman juga mengaku setahun yang lalu, bersama guru lainnya telah memberikan masukan ke kepala sekolah yang baru bertugas di Sembalun bahwa kondisi di Sembalun sangat dingin mencapai 11-13 derajat celcius, sehingga siswa membutuhkan jaket. Namun alih-alih dikabulkan, justru kepala sekolah melarang siswa memakai jaket.

Kepala Sekolah SMAN 1 Sembalun, Sadikin Ali, tidak menjawab pertanyaan wartawan. Beberapa kali dihubungi melalui sambungan telepon dan WhatsApp, dia enggan menjawab dan membalas.

Sebelumnya, masyarakat menggelar aksi membela Aldi dengan seruan SMS serentak ke nomor Kepala Sekolah SMAN 1 Sembalun, Sadikin Ali. Masyarakat meminta, hentikan tindakan fasisme dan anti kritik, serta berikan hak Aldi untuk lulus ujian akhir sekolah. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya