Hindari Pestisida Palsu, Petani Diminta Konsultasi ke Penyuluh

Ilustrasi petani menggunakan pestisida.
Sumber :

VIVA – Peredaran pupuk dan pestisida palsu sempat marak beredar di beberapa daerah. Kementerian Pertanian (Kementan) minta petani konsultasi ke penyuluh agar terhindar dari penggunaan pupuk dan pestisida palsu. 

Demikian saran yang disampaikan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, konsultasi ini juga agar petani tidak mengalami kekhawatiran gagal panen akibat beredarnya pupuk dan pestisida palsu. 

"Meskipun oknumnya sudah ada yang diproses hukum, namun petani perlu waspada terhadap pupuk dan pestisida palsu. Kalau tidak bisa mengalami gagal panen," ujar Sarwo Edhy, Kamis (16/5).

Menurutnya, beredarnya pupuk palsu yang tidak sesuai dengan standar komponen yang ditetapkan Kementan akan berdampak pada pertumbuhan tanaman. Demikian juga beredarnya pestisida palsu sangat berdampak pada kematian tanaman.

Kasus peredaran pestisida palsu di Brebes, ungkap Sarwo Edhy,  saat ini oknumnya sudah ditangkap. Ini merupakan kasus perorangan dengan membuat ramuan sendiri. 

"Dampak dari pestisida tersebut menimbulkan kematian pada tanaman. Dan akhirnya banyak petani di Brebes mengalami kerugian," kata Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy juga menyinggung masalah peredaran pupuk subsidi. Diketahui, masih banyaknya daerah yang menerima pupuk subsidi dengan volume tetap padahal sudah banyak lahan yang beralih fungsi. Menurutnua, ada dua penyebabnya. 

"Yaitu dinas belum mengetahui adanya alih fungsi lahan atau di daerah tersebut telah dilaksanakan cetak sawah untuk menutupi lahan yang hilang akibat alih fungsi. Sehingga kebutuhan pupuk di daerah tersebut volumenya tidak berkurang," jelasnya.

Jokowi Mengendus Ada Hal-hal Tak Benar dalam Subsidi Pupuk

Sarwo Edhy menambahkan, distribusi pupuk tidak ada yang kekurangan atau kelebihan, karena sesuai dengan usulan kebutuhan petani. Usulan ini atas dasar Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

"Begitu juga dengan kasus keterlambatan distribusi pupuk,  hal ini mestinya tidak terjadi. Kontrak telah dibuat lebih awal, sehingga distribusi bisa lebih cepat," tegasnya. 

Polisi Selidiki Dugaan Penimbunan Kedelai yang Bikin Harga Melambung

Diketahui, distribusi melalui empat lini, yaitu lini I sampai lini IV, mulai dari produsen hingga pengecer, sehingga  kadang masih ada kasus yang terlambat.

Lebah tukang kayu.

Serangga Ini Kuasai AS, Padahal Sempat Terancam Punah

Lebah tukang kayu dianggap sebagai serangga hama oleh banyak orang dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada kayu di sekitar rumah, mereka masih memainkan peran ekologi

img_title
VIVA.co.id
16 Januari 2024