Gelar 'Green Ifthar', Burj Al Bakrie Terapkan Konsep Eco Masjid

Green Ifthar di Masjid Burj Al Bakrie
Sumber :
  • VIVA/Yudha Prasetya

VIVA – Maraknya konsep bangunan atau acara bertema eco-friendly, nyatanya juga mulai merambat ke wilayah tempat ibadah dan acara-acara yang diselenggarakan di dalamnya.

Menag Nasaruddin Umar: Seribu Hektar di PIK Tak Ada Suara Azan

Misalnya seperti konsep 'Green Ifthar' yang digelar di Masjid Burj Al Bakrie, kawasan Epicentrum, Kuningan, yang mengusung konsep eco-masjid dalam pengelolaannya.

"Landasan awal adalah ketika kita mulai mengampanyekan eco-masjid, yang mulai diresmikan tahun 2017 di Masjid Az-Zikra, Sentul," kata pengurus harian Masjid Burj Al Bakrie, Andi Rahman, saat ditemui jelang berbuka puasa, di kawasan Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 16 Mei 2019.

Honda CUV e:, Hadirkan Kualitas Terbaik Sepeda Motor Listrik Honda

"Dari sana ada ide untuk menerapkan di Masjid Burj Al Bakrie ini pada saat Ramadan. Sehingga pada Ramadan 2017 itulah pilot project eco-masjid mulai kita terapkan dengan tagline 'Hindari Perilaku Mubazir'," ujarnya.

Andi menjelaskan, konsep Green Ifthar ini adalah kembali ke konsep 'kebersihan sebagian dari iman'. Yakni dengan meminimalisasi sampah dengan cara menggantikan alat penyajian makanan dan minuman dengan alat yang reusable.

Bantah Isu Usir Jemaah saat Gibran Salat Jumat di Semarang, Begini Penjelasan Paspampres

"Seperti gelas dari melamin yang bisa dicuci, styrofoam yang kita ganti dengan nampan melamin, dan sebagainya," kata Andi.

Meski demikian, Andi tak menyangkal bahwa memang masih ada sampah yang tersisa saat menjalankan konsep Green Ifthar ini, meskipun sangat sedikit. Itu pun adalah jenis sampah yang bisa didaur ulang kembali.

"Kalaupun masih ada sampah, paling hanya sampah biodegradable atau yang bisa terurai. Seperti misalnya daun pembungkus lontong," ujarnya.

Green Ifthar di Masjid Burj Al Bakrie

Foto: Eco ta’jil

Andi mengatakan, di tahun ketiga pihaknya mengadakan Green Ifthar ini, dampak yang dirasakan oleh pengurus masjid sangat terasa. Di mana sampah yang dihasilkan dari acara buka puasa bersama sedikit sekali.

"Ini kita sudah masuk tahun ketiga, dan dampaknya sangat signifikan. Karena kalau tidak dengan konsep Green Ifthar ini maka sampah yang dihasilkan dari satu kali berbuka puasa saja bisa berkantong-kantong terutama sampah plastik. Dan itu kan setiap hari tuh selama Ramadan," kata Andi.

Oleh karenanya, Andi mengaku bahwa pihak pengurus masjid pun telah berencana menggagas pola makan besar, dari yang selama ini hanya menyediakan takjil untuk para jemaahnya saat waktu berbuka puasa.

"Sekarang ini kan baru takjil, insya Allah ke depannya kita akan mulai menyediakan makan besar yang tanpa pembungkus, tapi menggunakan box catering yang bisa dicuci dan digunakan kembali," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya