Mer-C Peringatkan KPU, Masalah KPPS Bakal Dibawa ke UNHCR
- ANTARA FOTO/Didik Suhartono
VIVA – Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C) memberikan peringatan keras terhadap pemerintah maupun Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait tragedi kematian 662 petugas KPPS saat pelaksanaan pemilu 2019.
Peringatan ini dikeluarkan agar KPU fokus terhadap tragedi ini dan tidak mementingkan penghitungan suara pemilu. Fokus KPU diperlukan agar tidak tidak banyak korban yang berjatuhan. Bila KPU mengabaikan, maka Mer-C akan membawa masalah ini kepada United Nations Human Right Council (UNHRC) dan International Criminal Court yang berkedudukan di Jenewa, Swiss atau International Court of Justice (ICC/ICJ) yang berkedudukan di Den Haag, Belanda.
Berdasarkan data yang dihimpun Mer-C sudah ada 622 petugas KPPS yang meninggal. Bila tidak ada penanganan serius, jumlah korban meninggal akan terus bertambah. Karena hingga kini masih ada 10 ribu orang yang menjalani perawatan.
"KPU harus fokus masalah ini, kalau perlu ditunda penghitungan. Korban bisa berjatuhan lagi. Ini warning buat KPU, tapi bila KPU abai, ini akan dibawa ke dunia internasional," kata Pembina Mer-C, Joserizal dalam perbincangan dengan tvOne, Kamis 16 Mei 2019.
Menurut Mer-c KPU harus fokus untuk mencegah korban meninggal bertambah. Kemudian mencari penyebab kematian dan merawat pasien yang dianggap kritis atau sakit.
"Ini masalah nyawa. Kalau mencari COD itu butuh waktu, ada pemeriksaan pasien, darah, urine. Kemudian autopsi, apakah verbal atau klinis, katanya.
Ditegaskan Joserizal, KPU terlihat tidak serius mengatasi masalah ini. Padahal ada korban jiwa berjatuhan dalam waktu cepat dan banyak. Kejadian ini pasti disebut tragedi, karena jumlah yang meninggal lebih besar dari Bom Bali, korban pesawat jatuh. Karena itu, harus ada langkah dengan melibatkan dunia internasional.