Dicibir Kivlan Zen, Agum Gumelar Bela SBY
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA – Anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang juga purnawirawan TNI, Agum Gumelar, menilai pernyataan Letjen TNI (Purn) Kivlan Zen terkait Susilo Bambang Yudhoyono, tidak sepatutnya diutarakan di publik.
Mengingat, Kivlan dan SBY adalah purnawirawan TNI yang pernah menduduki jabatan strategis. SBY bahkan pernah menjadi Presiden RI dua periode.
"Pak SBY walaupun bagaimana, beliau mantan Presiden dua periode. Tidak bisa dong dicaci maki seperti itu. Menurut saya etika keprajuritan tidak mengizinkan," ujar Agum, yang juga pernah menjabat Komandan Kopassus TNI AD 1993-1994, di Istana Negara, Jakarta, Jumat 10 Mei 2019.
Kivlan saat memimpin aksi di Bawaslu menyebut, bahwa SBY sebagai orang yang tidak jelas kelaminnya. Bahkan, dia menuding ketua umum Partai Demokrat itu sebagai orang yang tidak ingin Prabowo Subianto menjadi Presiden RI.
Kivlan bahkan mengatakan kalau SBY sebagai orang yang licik. Tudingan itu tak terlapas dari sikap Partai Demokrat, usai Ketua Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono bertemu Jokowi di Istana.
Demokrat dianggap tidak patuh terhadap koalisi, di mana mereka adalah bagian dari koalisi pengusung Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di Pilpres 2019 ini. Apalagi KPU belum mengumumkan perolehan suara akhir, yang dijadwalkan pada 22 Mei 2019 nanti.
Meski begitu, Agum menilai tidak seharusnya Kivlan menuding SBY dengan kata-kata yang kasar seperti itu.
"Apalagi sama-sama tentara. Dan SBY adalah jenderal bintang 4, dia adalah presiden," lanjut Agum.
Agum melanjutkan, bahwa sikap Kivlan seperti itu tak lain lantaran tidak puas dengan gelaran pemilu 2019. Hanya, ia tidak sepakat dengan cara-cara penolakan yang dilakukan seperti itu.
"Jadi menurut saya tolong deh kepada mereka-mereka yang tidak puas dengan keadaan yang dihadapi mereka. Jangan kemudian pelampiasannya dengan cara-cara yang di luar etika," jelas Agum.
Sebelum menyerang SBY, Kivlan merespons cuitan politisi Partai Demokrat Andi Arief soal 'setan gundul'. Ia malah menuding balik Andi Arief lah setan gundul itu.
Menurut dia, Andi Arief dan politisi Partai Demokrat tidak jelas arah politiknya. Bahkan menurut Kivlan, SBY pun tidak jelas juga arah politiknya.
"Orang Demokrat enggak jelas kelaminnya, SBY enggak jelas kelaminnya, dia mau mencopot Prabowo supaya jangan jadi calon presiden dengan gayanya segala macam," kata Kivlan di Gedung Badan Pengawas Pemilu, Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 9 Mei 2019.
Kivlan menyebut, antara Prabowo dengan SBY ada persaingan. Kata dia, SBY tak ingin Prabowo menjadi presiden. Hal ini diketahui Kivlan karena SBY merupakan juniornya sebagai prajurit TNI.
"Dia tak ingin ada jenderal lain yang jadi presiden, dia ingin dirinya sendiri dan dia orangnya licik. Sampaikan saja bahwa SBY licik. Dia junior saya, saya yang mendidik dia, saya tahu dia orangnya licik, dia mendukung 01 waktu menang di tahun 2014.” (mus)