Penjelasan RSUD Dr Slamet Garut soal Jenazah Diangkut Pakai Grabcar

Grabcar antar jenazah.
Sumber :
  • Diki Hidayat/VIVA.co.id

VIVA – Rumah Sakit Umum Daerah Dr Slamet, Garut, Jawa Barat, mengklarifikasi terkait tudingan mahalnya biaya ambulans di rumah sakit tersebut. Hal tersebut yang memicu kejadian viral di mana ada jenazah terpaksa diantar pakai Grabcar.

7 WNI Tewas Kecelakaan di Malaysia, Begini Kronologinya

Plt Wakil Direktur Umum RSUD Dr Slamet Garut, Eka Ariyanti mengatakan, pihaknya melakukan investigasi mengenai hal ini. Hasilnya, pihak keluarga pasien tidak ada komunikasi secara intensif untuk menggunakan ambulans tersebut. 

Eka menjabarkan, kejadian tersebut berlangsung Rabu 1 Mei 2019 pagi sekitar pukul 03.45 WIB. Seorang ibu berusia 69 tahun meninggal. Pihak keluarga berkomunikasi dengan petugas IGD yang menangani pasien tersebut menanyakan kendaraan ambulans untuk pengangkutan jenazah ke Banjarwangi berikut tarifnya.
 
Petuga IGD mengarahkan pihak keluarga untuk berkoordinasi ke petugas ambulans. Namun pada saat itu, petugas ambulans sedang mengantar jenazah  ke Bandung dan satu lagi sedang  mengantar jenazah  ke Cibiuk.

Viral Sopir Ambulans Bawa Jenazah Sendirian, Keluarga Pilih Naik Motor

"Karena kedua petugas ambulans sedang keluar mengantar jenazah, maka oleh petugas IGD dikomunikasikan via telepon ke petugas ambulans sambil menunjukkan besaran biaya tarif mengantar
jenazah ke daerah Banjarwangi  yang terpampang di ruang administrasi ambulans," ujarnya di Garut, Jawa Barat, dikutip Kamis 9 Mei 2019.

Kemudian menurutnya, pihak keluarga tidak ada komunikasi lanjutan setelah melihat daftar tarifnya terpampang sebesar Rp400 ribu. Keluarga hanya menyampaikan kepada petugas IGD ingin mendapatkan pengurangan. 

Innova Maut Tabrak Warung Pinggir Jalan di Surabaya, 2 Pengunjung Tewas

"Karena petugas IGD dalam hal ini bukan kewenangannya, maka petugas IGD menyarankan untuk menunggu petugas ambulans," tambahnya.

Sekitar pukul 04.17 wib, petugas ambulans yang mengantar jenazah dari cibiuk pun tiba. Saat itu keluarga tidak  mengkonfirmasi ulang mengenai tarif ke Banjarwangi ke petugas ambulans. 

"Tanpa negosiasi dan komunikasi yang lebih detail pihak keluarga kembali ke IGD, dan selang beberapa menit kemudian datang Grabcar yang digunakan untuk membawa jenazah ke Banjarwangi.

Lebih lanjut menurutnya, melihat ada mobil yang terparkir di depan pintu masuk IGD dan dikerumuni banyak orang, petugas ambulans menghampirinya. Ternyata mobil tersebut Grab yang akan mengangkut jenazah ke Banjarwangi.

Dari kronologi tersebut dia menegaskan, tidak ada komunikasi dan negosiasi yang lebih lanjut dari pihak keluarga baik ke petugas IGD maupun ke petugas ambulans. Keluarga lebih memilih angkutan Grab yang lebih murah. 

Padahal RSUD Dr Slamet Garut selaku kepanjangan tangan Pemerintah Daerah memiliki kebijakan dalam hal pengurangan atau pembebasan biaya yang secara teknis dapat dilaksanakan oleh manajemen dan yang diberi wewenang oleh manajemen yaitu supervisor yang pada saat itu sedang piket. 

"Seandainya pada saat itu pihak keluarga dan pihak RSUD Slamet Garut berkomunikasi maka kejadian tersebut dapat menjadi solusi bagi pihak keluarga dan pihak RSUD," tegasnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya