Peserta UTBK yang Tunanetra Kini Lebih Mudah, Begini Caranya

Menristekdikti Mohamad Nasir
Sumber :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah

VIVA – Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi meluncurkan metode screen reader dalam pelaksanaan ujian tulis berbasis komputer (UTBK) 2019. Perangkat lunak itu diperuntukkan bagi para peserta disabilitas tunanetra yang ingin tes untuk masuk perguruan tinggi. 

Kunjungi Dinsos Jakarta, Kosa Serahkan Puluhan Electric Disability Canes untuk Tunanetra

Menristekdikti, Mohamad Nasir, mengatakan perangkat ini sangat ramah bagi para difabel di Indonesia. Sehingga diharapkan bisa mempermudah proses tes yang dilakukan. 

"Sekarang kami sudah melakukan inovasi yang terkait peserta tunanetra. Inilah kebijakan yang ramah difabel yang baru kali ini kita lakukan. Sehingga semua orang punya kesempatan yang sama untuk masuk perguruan tinggi negeri," ujar Mohamad Nasir di kantornya Senayan, Jakarta, Jumat, 3 Mei 2019.

Layanan Pijat Tunanetra Gratis Bikin Jurnalis Betah di Media Center Peparnas 2024

Ia menjelaskan, untuk materi atau soal pelajaran itu sama dengan soal para mahasiswa yang tidak tunanetra. Namun, soal materi ujian bagi para pelajar tunanetra itu jumlahnya dikurangi. 

"Kalau tes potensi skolastik biasanya 80 (soal pelajaran) kita kurangi jadi 40. Saintek yang 60 jadi 30. Soshumnya dari 100 jadi 60. Artinya untuk melihat pada anak-anak kita, bukan berarti soal dikurangi kualitasnya turun," katanya. 

Cara Runner Guide Bangun Chemistry dengan Pelari Tunanetra di Peparnas 2024

Sementara itu, Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Ravik Karsidi mengatakan, metode screen leader ini merupakan perangkat lunak yang diadopsi oleh tim LTMPT untuk memberikan aksebilitas bagi para peserta tunanetra. 

Melalui perangkat lunak tersebut, peserta UTBK yang mengalami disabilitas tunanetra dapat membaca tulisan di layar monitor.

Menurut Ravik, semua materi UTBK bagi para peserta tunanetra dinarasikan dalam bentuk audio berupa bahasa, item soal telah diakomodasi berdasarkan kemampuan dan keterbatasan tunanetra.

"Selain itu, teks bacaan tidak lebih dari 3 paragraf dan menghindari kata-kata visual. Kemudian, gambar, tabel atau grafik dinarasikan atau di modifikasi dan sistem operasinya menggunakan keyboard tanpa mouse," tuturnya. 

Ravik menambahkan, untuk jumlah peserta UTBK 2019 yang terdaftar sebagai peserta tunanetra sebanyak 70 peserta yang terbagi dalam dua gelombang. UTBK gelombang I terdapat 38 peserta yang mengikuti ujian pada 4 Mei 2019. Untuk gelombang II terdapat 32 peserta yang akan mengikuti ujian pada 25 Mei 2019. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya