Pohon Lontar Tumbuhkan Potensi Pengrajin Daun Lontar di NTT
- timesindonesia
Pohon lontar salah satu jenis palma yang banyak tumbuh di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Seperti Pulau Timor, Sumba, Sabu, Rote, dan beberapa tempat lainnya. Kekayaan alam ini menubuhkan potensi bagi para pengrajin daun lontar di NTT.
Pantauan TIMES Indonesia Minggu (28/4/2019), pohon lontar atau palma memiliki batang yang kokoh dan tinggi mencapai 15 - 30 meter. Sedangkan daun-daunnya besar terkumpul di ujung batang membentuk tajuk membulat dan helalaian daunnya berupa kipas bundar berwarna putih.
“Pohon lontar ini banyak dijumpa di wilayah NTT maka masyarakat NTT menggunakannya sebagai kerajinan anyaman seperti souvenir, tikar, kipas, tas, topi, dompet, keranjang, dan kerajinan lainnya maupun alat musik tradisional NTT Sasando,” kata Yuliana, seorang pengrajin daun lontar.
Hutan lontar di NTT potensi pengrajin anyaman di NTT. (FOTO: Istimewa)
Menurut dia, selain daunnya, pohon lontar juga banyak manfaatnya. Yakni kayu dari pohon lontar dapat digunakan sebagai bahan bangunan juga perkakas dan barang kerajinan sedangkan dari tongkol bunganya masyarakat dapat menyadap nira lontar dan buahnya yang berwarna bening berair dapat dikonsumsi menyerupai kolang kaling.
“Masyarakat NTT banyak yang mahir menganyam daun lontar menjadikan barang kerajinan tradisional sampai dikirim ke Jakarta dan daerah-daerah lainnya,” ujarnya.
Yuliana menambahkan, ribuan pohoh lontar yang dimiliki daerah ini tentunya dapat diusahakan untuk menjadi salah satu komoditi andalan yang mampu menghidupi masyarakat daerah ini.
Kini kerajinan mengayam daun lontar ini membuat para ibu-ibu dan remaja wanita di NTT dapat memiliki pendapatan lebih selain beraktifitas di lahan pertanian dan peternakan. (*)