Cerita Saksi Melihat 24 Rumah Terseret Luapan Sungai Ciliwung
- VIVA.co.id/Muhammad AR
VIVA – Meluapnya Sungai Ciliwung menyebabkan banjir bandang di banyak titik anak sungai wilayah Bogor. Salah satu yang terdampak parah di Kampung Nanggewer, Kecamatan Cibinong, tercatat 24 rumah beserta isinya terseret luapan Sungai Ciliwung.
Menurut keterangan yang dihimpun dari warga, tak hanya rumah yang terbawa banjir di RT 01/02 dan RT 05/02, seluruh harta benda belum sempat diselamatkan seperti sepeda motor dan elektronik ikut hanyut.Â
"Kamis malam itu kejadiannya cepat banget, air semata kaki langsung naik sepaha beberapa menit. Kemudian warga menggungsi, tidak sempat bawa apa-apa karena cepat sekali naiknya," kata seorang warga yang kehilangan rumahnya, Anwar, kepada VIVA, Sabtu, 27 April 2019.
Kata Anwar, seluruh warga berebut menuju dataran yang tinggi. Warga hanya membawa baju yang sedang dipakai.Â
"Enggak bawa apa-apa cuma baju doang. Saya sempat lihat rumah roboh satu persatu, ada motor yang terbawa arus. Surat-surat semua hilang sama rumahnya," kata dia.Â
Banjir bandang diakui korban lain, Yati, adalah yang pertama kalinya sejak ia lahir puluhan tahun silam di kampung itu. "Menurut kakek saya saja belum pernah banjir sampai kayak begini. Ini baru pertama kali," katanya.
Pada saat kejadian Yati sedang tertidur lelap. Tiba-tiba ia dibangunkan anaknya agar segera meninggalkan rumah. "Saya dibangunin air sudah penuh. Di rumah kami sekeluarga dan warga lari keluar cari tempat aman," kata Yati.
Saat ini bantuan dari masyarakat dan sejumlah relawan terus mengalir. Terdapat posko darurat untuk menyalurkan bantuan logistik dan tempat pengungsian sementara para korban.
Tak jauh dari lokasi, perumahan Visar Kelurahan Ciri Mekar ikut terdampak banjir. Banjir disebabkan jebolnya tanggul pembatas permukiman warga yang berada di bantaran sungai. Banjir juga menyebabkan jembatan penghubung rusak.
Kepala Desa Sentul, Nurajiji, mengatakan warga bergotong-royong untuk membenahi puing sisa banjir di lokasi. Setelah diterjang banjir, kampung tersebut dipenuhi sampah kayu bambu yang terbawa aliran air.
"Sementara kami menunggu bantuan pangan dan sandang dari warga masyarakat, kami juga mengajukan secepatnya kepada Pemkab Bogor," katanya. (ase)