Mengenal Jeren Kencak, Salah Satu Kesenian di Bondowoso
- timesindonesia
Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, mempunyai banyak budaya dan kesenian. Selain Singo Ulung dan Ujung, kabupaten berjuluk Republik Kopi ini, juga mempunyai kesenian Jeren Kencak.
Nama Jeren Kencak sendiri serapan dari Bahasa Madura, yang artinya kuda jingkrak. Kesenian ini biasanya dipertontonkan saat pesta perkawinan, selamatan desa, sunatan, karnaval, serta berbagai macam perayaan dan selamatan yang lain.
Biasanya, kuda dalam atraksi Jeren Kencak tersebut dipasangi aksesoris berupa sayap buatan. Sehingga tampak seperti Pegasus atau kuda bersayap, seperti yang ada dalam mitos Yunani.
Dipandu oleh seorang pawang, Jeren Kencak biasanya menunjukkan atraksinya dengan cara berjingkrak-jingkrak, sambil diikuti musik tradisional gong, gendang, dan dipadukan dengan alat musik tradisional lainnya.
Tak hanya berjingkrak, juga bisa menunjukkan atraksi yang lain. Misalnya berdiri, duduk, bersujud (nyempe), dan bergendong ke pawangnya.
Arip (48 tahun), salah seorang pemilik kuda untuk Jeren Kencak asal Kecamatan Sumberwringin, mengatakan, bahwa semua kuda bisa dilatih.Tapi, kata dia, kuda yang dipilih ukurannya sedang, tidak terlalu kecil dan tak terlalu besar. Sementara latihannya seminggu dua kali.
“Kuda harus terus dilatih, agar bisa naik di kursi, naik di pundak pawangnya, berdiri, dan nyempe (bersujud),” jelas pria kelahiran tahun 1997 tersebut.