Logo timesindonesia

19 Bocah Kecanduan Seks, Ina Liem: Itu Murni Kelalaian Orang Tua

Pengamat pendidikan, Ina Liem (foto: Edi Junaidi ds/TIMES Indonesia)
Pengamat pendidikan, Ina Liem (foto: Edi Junaidi ds/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Pengamat pendidikan, Ina Liem menilai, kasus yang baru saja menimpa sembilan orang bocah asal Garut akibat kecanduan seks menyimpang gara-gara sering nonton video porno. Sebagai dampak dari lemahnya pengawasan orang terhadap anaknya.

Menurut Ina Liem, peran orang tua sangat penting bagi anak mereka, sehingga ketika terjadi kasus serupa diberbagai tempat lain. Yang paling bertanggungjawab adalah orang tua.

"Orang tua memegang peran penting dalam mengawasi penggunaan gadget, dan banyak diskusi dengan anak. Sex education penting diberikan di sekolah oleh para psikolog sesuai usia anak," kata Ina Liem kepada TIMES Indonesia, di Jakarta, Jum'at (26/4/2019).

Dampak yang lain, menurut Ina Liem, kultur masyarakat Indonesia yang biasa melabrak aturan juga berdampak negatif terhadap psikologis anak-anak.

"Menurut saya kultur kita yang suka menabrak aturan juga berpengaruh. Film bioskop aja kita bisa lihat, jelas-jelas sudah ada batasan usia, misal untuk remaja atau dewasa, banyak orang tua mengajak anak-anak yang masih di bawah umur. Di luar negeri cukup ketat, mau beli tiket bioskop aja diminta KTP kalo dilihat usianya meragukan," tutur Ina Liem.

Sesuai kronologis kejadian sebelumnya, kampung tempat tinggal 34 anak berusia rata-rata di bawah 12 tahun. Sebanyak 19 bocah di antaranya diketahui sudah pernah melakukan seks menyimpang. Sementara 15 bocah lainnya hanya mengetahui dan hendak mencoba kegiatan seks menyimpang tersebut.

Kini 19 bocah tersebut tengah dalam penanganan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreksrim Polres Garut dan Komnas PA Jabar.

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Jawa Barat menilai ada dua faktor kemungkinan yang menyebabkan puluhan bocah berperilaku seks menyimpang tersebut.

Sementara, Kepala Bagian Hubungan Antar Lembaga Komnas PA Jabar AR Enggang menuturkan hal pertama yang pihaknya curigai adalah adanya seseorang dewasa yang menjadi dalang di balik penyimpangan perilaku seksual anak-anak itu.

"Saya pikir banyak kemungkinan. Bisa jadi ada yang menyuruh. Kalau ada yang nyuruh berarti ada aktor intelektual di balik ini, atau byorder, atau ada yang pesan, seakan boca di Garut itu kecanduan seks," tutur Enggang. (*)