Kisah Sedih Anggota KPPS, Keguguran Saat Penghitungan Suara
- timesindonesia
“Habis itu, saya izin ke kamar mandi. Ternyata saya pendarahan. Jadi anak saya hilang saat penghitungan surat suara sedang berlangsung,” katanya saat ditemui TIMES Indonesia, Jumat (26/4/2019).
Meski sudah tahu dirinya pendarahan, dan dengan kondisi perut sakit, dia tetap melanjutkan bekerja. Waktu penghitungan itu, dia bertugas melipat surat.
“Saya kan berdiri. Perut saya sakit luar biasa. Kalau sudah tidak kuat saya duduk sebentar, untuk menahan rasa sakit. Sampai tidak tahu posisi yang nyaman. Sakit banget,” kenang Lupnatul, dengan ekspresi wajah menangis.
Sekitar Maghrib, lanjutnya, dia pergi lagi ke kamar mandi, dan pendarahannya belum selesai juga. Namun, perempuan kelahiran 9 Januari 1999 itu, tetap melanjutkan tugasnya dalam proses pungut-hitung hingga pukul 05:00 WIB pagi.
"Baru setelah itu, saya pulang dan istirahat. Namun, tetap perut saya merasakan sakit," lanjut perempuan yang akrab disapa Lupna tersebut.
Dia bersama keluarganya, kemudian memutuskan untuk periksa ke bidan desa setempat, dan hasilnya menunjukkan bahwa janin yang baru berumur kurang dari tiga bulan itu, sudah tiada.
“Kata bidan saya terlalu kelelahan, dan berpengaruh pada kandungan. Apalagi, kandungan saya lemah katanya,” jelasnya dengan muka masam.