DMFI: Solo Jadi Kota Daging Anjing
- VIVA/Fajar Sodiq
VIVA – Sejumlah aktivis pencinta anjing yang tergabung dalam koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) menggelar aksi Solo tolak perdagangan daging anjing. Dalam investigasinya, jumlah peredaran daging anjing di Solo sebanyak 13.700 ekor setiap bulannya.
Dalam aksinya mereka membawa berbagai poster yang bertuliskan kecaman untuk melarang perdagangan daging anjing di Solo. Selain itu, mereka juga melakukan audisi dengan pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.
Perwakilan Koalisi Dog Meat Free Indonesia, Angelina Pane, mengatakan untuk mengetahui peredaran daging anjing di Solo, pihaknya telah melakukan beberapa kali investigasi. Dari hasil investigasi terakhir Januari 2019 lalu terjadi peningkatan peredaran daging anjing di Solo.
"Dari hasil investigasi itu paling tidak terhitung ada 82 warung yang secara terang-terangan menjual daging anjing di Solo," kata dia di Balaikota Solo, Kamis, 25 April 2019.
Selain penjual daging anjing, lanjut dia, dari hasil investigasi itu juga tercatat jumlah peredaran daging anjing di Solo mencapai 13.700 ekor anjing per bulan. Daging anjing memang dikonsumsi di sejumlah warung olahan daging anjing yang tersebar di Solo.
"Dan setiap hari supplier yang mendatangkan anjing dari Jawa Barat seperti Tasikmalaya, Garut dan sekitarnya, maupun dari Surabaya. Itu arus transportasi masuk anjing mencapai 500 ekor per harinya," katanya.
Menurutnya, dengan jumlah peredaran daging anjing yang cukup tinggi menyebabkan Solo seolah menjadi kota daging anjing. Padahal selama ini Solo dikenal sebagai kota kebudayaan.
"Solo yang katanya berseri itu sepertinya jadi Solo kota daging anjing. Hal ini karena makin tingginya permintaan dan banyaknya promosi Solo tentang itu (kuliner anjing), justru bukan kebudayaannya," ucapnya.
Dari hasil investigasi itu, Angelina juga menyebutkan bahwa Solo menjadi pusat perdagangan daging anjing di Pulau Jawa. Temuan itu pun sangat mengerikan sekali karena Jawa merupakan pulau terpadat. Apalagi Jawa Tengah juga merupakan provinsi yang bebas rabies.
"Ini sangat mengerikan sekali karena 8 dari 34 provinsi itu bebas rabies. Dan baru-baru ini NTB kehilangan status bebas rabies," kata dia.
"Jawa Tengah itu termasuk yang sudah bebas rabies, bukan tidak mungkin Jawa Tengah dan Solo akan kembali kehilangan bebas rabies karena penjualan daging anjing tidak dihentikan," sambungnya.
Ia pun berharap pihaknya bisa bekerja sama dengan pemerintah kota, pemerintah daerah, pemerintah provinsi hingga pemerintah pusat untuk dapat menghentikan perdagangan daging anjing di seluruh Indonesia.
"Jadi kita bersama bisa wujudkan Indonesia bebas daging anjing dan Indonesia sudah canangkan bebas rabies 2020. Tetapi itu tidak akan mungkin terjadi jika perdagangan daging anjing tidak dihentikan dan dilarang sekarang juga," tegasnya.
Saat audiensi dengan Pemerintah Kota Solo, koalisi Dog Meat Free Indonesia diterima oleh Kepala Dinas Perdagangan Solo Subagyo, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Wenni Ekayanti dan Kepala Satpol PP Sutarjo.