Ketua BPN Prabowo-Sandi: Kalau Kalah, Itu Pasti Direkayasa
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Jenderal TNI (purnawirawan) Djoko Santoso, mengingatkan bahwa rakyat sedang diuji untuk mempertahankan kedaulatannya. Rakyat juga diminta tidak terprovokasi.
"Berkali-kali kita diuji, sekarang kita diuji: mampu atau tidak mempertahankan kedaulatan. Saudara-saudara sekalian dicurangi, itu artinya mengerosi kedaulatan rakyat," katanya dalam syukuran dan konsolidasi relawan Prabowo-Sandiaga di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu 24 April 2019.
Djoko sudah menginstruksikan kepada seluruh relawan dan pendukung Prabowo-Sandi di daerah-daerah untuk menggelar syukuran dan mendeklarasikan kemenangan.
Dia mengklaim, Prabowo-Sandiaga menang di banyak daerah, di antaranya Banten, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan lain-lain. “Jadi, dilihat kalau kalah, itu pasti direkayasa”.
Rakyat jangan sampai terprovokasi karena Prabowo-Sandiaga tetap menginginkan perdamaian. Tapi bila dalam proses pemilu ada proses yang tidak jujur dan adil, rakyat harus menuntut.
Hal yang disampaikan Djoko tentang kedaulatan rakyat tidak berbeda dengan isi pertemuan Prabowo dengan para tokoh yang digelar di Jalan Kertanegara, Jakarta, Selasa malam, 23 April 2019.
Tidak hanya menutup rapat ruang negosiasi dengan kubu calon presiden Jokowi, dalam pertemuan itu juga disebut ada sikap yang dikeluarkan agar ada Gerakan Kedaulatan Rakyat. Ini tentu untuk menyikapi beberapa permasalahan setelah pemungutan suara Pemilu pada 17 April 2019.
Gerakan itu untuk menyikapi kejadian-kejadian yang dianggap bentuk kecurangan yang terstruktur, sistematis, masif dan bahkan brutal dalam pemilu.
Gerakan Kedaulatan Rakyat muncul karena ada perlakuan yang tidak adil, terutama soal laporan-laporan yang sudah disampaikan kubu 02 tapi masih dianggap angin lalu. Padahal ada fakta-fakta mengenai hal itu.