Logo timesindonesia

Kasus Wiji Fitriani Dapat Perhatian Khusus Gubernur Jatim

ODGJ sedang menjalani perawatan (FOTO: Cas/TIMES Indonesia)
ODGJ sedang menjalani perawatan (FOTO: Cas/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Wiji Fitriani (21), wanita penderita gangguan jiwa asal Dusun Tambak, Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri mendadak menjadi perhatian publik media sosial lantaran seringkali menggigit jari-jarinya sendiri hingga putus. Akibatnya, jari-jari tangan perempuan muda tersebut hanya menyisakan jari kelingking sebelah kanan saja.

Tak cuma menggigit, perempuan muda tersebut juga seringkali menghisap darahnya sendiri yang keluar akibat gigitan. Alhasil tangan Wiji kini membusuk dan harus diamputasi.

Imam Maki, Kepala Dusun daerah setempat mengatakan, Wiji mengalami gangguan kejiwaan semenjak kelas 3 SD. Semenjak kecil dalam kesehariannya ia hidup bersama neneknya. Sedangkan kedua orang tuanya telah lama bercerai semenjak melahirkan Wiji.

"Dia ini tinggal serumah dengan neneknya yang sudah sangat sepuh," ujarnya. 

Imam juga mengatakan, Wiji mulai menggigiti jarinya sejak tahun 2017. Tak hanya menggigit sering kali ia menyakiti dirinya sendiri dengan membentur-benturkan kepala dan tangannya ke lantai, dan ia juga mengamuk, warga sekitar pun sering kali menjadi sasaran amukannya.

"Dia mulai menggigiti jarinya sejak 2017 yang lalu, waktu itu sempat dibawa ke RSJ tetapi karena dari neneknya tidak setuju akhirnya dibawa pulang kembali," katanya.

Selain itu menurut Imam, Wiji juga sempat dirawat di Rumah Sakit lantaran hendak diamputasi, namun perawatan tersebut kembali digagalkan lagi oleh neneknya dengan alasan yang tidak jelas.

"Neneknya itu juga plin plan kadang-kadang, padahal keadaan Wiji itu sudah parah. Tetapi neneknya ini selalu keras kepala tidak boleh diobatkan," tuturnya.

Dapat Perhatian Khusus Gubernur Jatim 

Keadaan Wiji yang demikian mengundang perhatian Gubernur Jawa Timur, Dra Hj Khofifah Indar Parawansa. Hingga akhirnya Gubernur melalui Kepala Dinas Sosial Jawa Timur, Dr Sukesi membawanya ke Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. 

"Jadi ini kita bawa ke RS Menur untuk menjalani perawatan. Ini saya disuruh sama ibu Gubernur, jadi nanti kalau ada apa-apa saya lapornya ke bu Gubernur," kata Dr Sukesi kepada wartawan, Sabtu (20/4/2019).

Sedangkan untuk perawatan kali ini, Wiji Fitriani tidak ditemani sang nenek lantaran ditakutkan akan mengacaukan proses pengobatannya. "Neneknya tidak kita suruh ikut, hanya ditemani perawatnya saja. Itu supaya tidak menghalangi pengobatannya seperti yang sebelumnya," pungkasnya. (*)