Usai Pemilu 2019, PWNU Jatim Keluarkan Pesan Kebangsaan
- timesindonesia
Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu 2019), telah berlangsung dengan aman dan damai. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengimbau kepada masyarakat agar menjaga suasana politik yang damai, tidak memprovokasi rakyat dengan berita hoaks dan ujaran kebencian, serta menerima hasil Pemilu dengan legawa. Inilah pesan kebangsaan PWNU Jatim.
“Jika merasa keberatan terhadap hasil Pemilu, menggunakan prosedur dan mekanisme konstitusi yang tersedia, sebagaimana ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Pemilu adalah pesta demokrasi yang selayaknya dirayakan dengan jiwa yang damai, dengan semangat persaudaraan bukan permusuhan,” kata Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, Kamis (18/4/2019).
Dalam pernyataannya, Kiai Marzuki Mustamar didampingi sejumlah pengurus lain KH Agoes Ali Masyhuri (Wakil Rais Syuriah), Sekretaris PWNU Jatim Prof Akh Muzakki, Prof Abd A'la, KH Abdurrahman Navis, dan jajaran Tandziyah PWNU Jatim lainnya.
Selain itu, para ulama dan kiai pesantren mengingatkan, Pemilu kali ini merupakan partisipasi yang cukup baik dalam membangun kesadaran berbangsa dan bernegara. Pemilu menjadi batu uji kesiapan bangsa Indonesia berdemokrasi secara maju dan beradab.
“Kesuksesan penyelenggaraan pemilu tahun ini akan mengokohkan persepsi dunia bahwa Indonesia yang mayoritas muslim dapat menyandingkan Islam dan demokrasi dalam satu tarikan nafas,” tutur Kiai Marzuki Mustamar.
Kiai Marzuki mengungkapkan hal itu, dalam Pesan Kebangsaan Nahdlatul Ulama pasca-pemungutan Suara pada Pemilu 2019. Dalam pesan ditandatangani bersama Rais Syuriah PWNU Jatim KH M Anwar Manshur dan Katib Syuriah KH Safruddin Syarif, serta Sekretaris Prof Akh Muzakki. Sebagai pesan resmi bernomor 173/PW/A-II/L/IV/2019 tertanggal 18 April 2019.
Pemilu Indonesia secara umum menjadi menjadi pemilu terbesar ketiga di dunia, setelah India dan Amerika Serikat (AS). Pemilu Indonesia 2019 diikuti oleh 192,83 juta jiwa (190,77 juta DPT dalam negeri dan 2,06 juta DPT luar negeri).
Nahdlatul Ulama memandang pemilihan umum adalah mekanisme yang sah berdasarkan hukum negara dan agama untuk mengangkat dan membaharui mandat kepemimpinan politik atau nashbul imamah. Munas Nahdlatul Ulama di Nusa Tenggara Barat pada 17 November 1997 M telah menegaskan bahwa pemilu dalam negara demokrasi merupakan salah satu manifestasi prinsip syūra di dalam Islam yang sah dan mengikat.
PWNU Jatim menilai, Pemilu 2019 adalah Pemilu serentak pertama yang digelar bangsa Indonesia dan menjadi batu uji kesiapan bangsa Indonesia berdemokrasi secara maju dan beradab. Kesuksesan penyelenggaraan Pemilu tahun ini akan mengokohkan persepsi dunia bahwa Indonesia yang mayoritas muslim dapat menyandingkan Islam dan demokrasi dalam satu tarikan nafas. Karena itu, pasca pemungutan suara Pemilu serentak 2019, Nahdlatul Ulama Jawa Timur menyampaikan imbauan dan pesan kebangsaan.(*)