Bupati Garut Anggap Bodoh Pembuat Soal USBN Singgung Banser

Bupati Garut Rudy Gunawan ketika ditemui wartawan dan ditanyai tentang polemik soal USBN yang dianggap menyinggung organisasi Banser pada Kamis, 11 April 2019.
Sumber :
  • VIVA/Diki Hidayat

VIVA – Bupati Garut Rudy Gunawan berang gara-gara soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang menyinggung organisasi sayap Nahdatul Ulama, Barisan Serbaguna Anshor atau Banser.

Rudy mengaku tak habis pikir mengapa petugas membuat soal seperti itu, padahal ada ribuan topik lain untuk soal yang bisa dipergunakan. "Kok bisa ada bodoh sekali guru itu, dalam situasi saat ini; kenapa tidak membuat soal dengan topik yang lain," ujarnya, Kamis, 11 April 2019.

Dia mengaku telah memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan untuk memeriksa para petugas Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang membuat soal mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk USBN. Semua yang bertanggung jawab atas pembuatan soal itu akan diperiksa. "Setelah itu Kepala Dinas-nya saya periksa."

Secara pribadi maupun atas nama pemerintah, Rudy menyampaikan permohonan maaf kepada Banser dan keluarga besar NU.

Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Garut berkeberatan dengan soal mata pelajaran Bahasa Indonesia nomor 9 USBN pada 134 SMP di Garut, Rabu, 10 April 2019. Dalam soal itu peserta diharuskan memberikan kesimpulan soal teks 1 dan 2 tentang kasus pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia oleh oknum anggota Banser pada 22 Oktober 2018.

Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Garut, Hilman Umar Basori, menunjukkan soal nomor 9, di antaranya:

Cermati kedua kutipan teks berita Berikut!

Teks 1

Jakarta. CNN Indonesia -- Tokoh ulama Garut, Tatang Mustafa mengecam aksi pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dilakukan Bantuan (seharusanya Barisan) Ansor Serbaguna (Banser) Nahdatul Ulama (NU). Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Malangbong Garut mendesak angar anggota Banser NU segera menyampaikan permintaan maaf karena anggotanya telah menghina kalimat tauhid dan umat Islam di seluruh dunia.

Teks 2

JawaPos.com - Pasca adanya pembakaran bendera di Garut, Jawa Barat saat peringatan hari santri oleh 3 anggorta Banser, mulai terdengar permintaan agar organisasi yang dipimpin oleh Gus Yaqut itu dibubarkan. Alasannya, karena keberadaannya tidak berguna bahkan cenderung arogan.

Simpulan masalah utama dari kedua teks berita tersebut adalah ...

(Ada empat pilihan A, B, C dan D)

Setelah dikroscek, kunci jawaban dari pertanyaan itu berada pada jawaban A, di antaranya:

Teks 1

Gelar Apel Kesaktian Pancasila, Ansor Deklarasi Siap Kawal Pemerintahan Prabowo

Kecaman dan desakan agar anggota Banser NU pembakar bendera meminta maaf.

Teks 2

Siap Ajak Banser Ngopi Diskusi, Gus Salam: Kami Tak akan Berhenti Berjuang Demi Kebaikan NU

Permintaan agar Banser NU dibubarkan karena tidak berguna dan cenderung arogan.


Menurut Hilman, substansi soal dan jawaban dari soal itu cenderung mendiskreditkan Banser, termasuk NU, karena dianggap arogan atau semena-mena. Padahal, faktanya waktu kejadian itu tidak begitu.

Gus Syafiq Pimpin Satkornas Banser Gantikan Hasan Basri Sagala

"Ini yang membuat warga NU umumnya dan Banser yang tersinggung karena soal tersebut membuat keresahan dan membuat citra buruk Banser," ujarnya kemarin. (mus) 

Presidium PO dan MLB Nahdlatul Ulama (MLB NU) dengan Ponpes se Sumatera.

Lagi Silaturahmi ke Pesantren di Riau, Presidium PO dan MLB NU Dapat Intimidasi

Momen silaturahmi itu ternoda dengan kehadiran Banser yang diduga melakukan intimidasi kepada ulama dan kiai yang hadir.

img_title
VIVA.co.id
10 Oktober 2024