Pemprov Jabar Konversi ke Kompor listrik, Lebih Ramah Lingkungan?
- bbc
Fita Fatimah menyambut baik program konversi kompor gas ke kompor listrik.
Warga Gedebage, Kota Bandung, ini menilai tampilan kompor listrik yang ringan dan modern, cocok untuk generasi milenial.
Apalagi, kompor listrik digembar-gemborkan lebih murah dan efisien.
"Apakah lebih murah atau enggak dari gas? Tapi di sini saya lihat lebih murah. Kalau lebih murah saya sangat mendukung sekali. Tapi, kita harus tahu juga berapa kalau pakai kompor listrik, belum tahu hitungannya," ungkap Fita.
Lain halnya dengan Rena. Menurut warga Bandung Timur ini, program konversi kompor gas ke kompor listrik cukup membuat heran di tengah kondisi listrik di Jawa Barat yang belum stabil.
Ditambah lagi, sistem pembayaran listrik yang kini menggunakan token.
"Kami enggak kebayang kalau dikonversi ke listrik, apalagi sekarang listriknya pakai model token itu. Kalau pas tiba-tiba kita lagi masak listriknya habis, gimana? Itu kita tak mengerti karena beli token listrik itu enggak bisa di sembarang tempat. Menurut saya sih pasti agak susah," kata Rena.
"Kedua, apakah PLN bisa memberikan pasokan listrik itu ke semuanya. Sekarang aja listrik bisa mati satu kali, dua kali, sehingga jangan sampai persoalan dapur kita terganggu oleh listrik ini," tambahnya.