Bekerja dengan Satu Tangan, Slamet Riyadi Berhasil Biayai Anak Sekolah
- timesindonesia
Keterbatasan fisik yang dimiliki Slamet Riyadi sebagai buruh tani asal Desa Kunti, Kecamatan Bungkal, Ponorogo tidak membuat surut semangatnya dalam menghidupi keluarganya sehari-hari setelah kecelakaan kerja saat menjadi TKI di Malaysia akhir 2004.
Keterbatasan itu tidak membuat Slamet Riyadi yang berumur 68 tahun mersah minder atau rendah diri. Justru dengan kekurangan itulah dia terus bersemangat bekerja karena menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi dua anak dan istrinya.
"Waktu itu sebelum kecelakaan saya bertahun-tahun bekerja sebagai tukang bangunan," ungkapnya
Kecepatan bekerja dan kekuatan dengan satu tangan tidak berbeda dengan orang normal lainnya. Di saat menjadi buruh tani panen tumpukan padi itu diraihnya mengunakan tanggan kiri, diletakkan pada pundaknya memegang erat tumpukan padi tersebut. Dia berjalan dengan cepat meletakkan padi di samping penggilingan.
"Yang penting sehat, tetap semangat bekerja," kata Slamet Riyadi.
Slamet juga menceritakan tidak hanya bekerja sebagai buruh panen padi saja. Tetapi pekerjaan lainnya juga dia lakukan seperti mencangkul, menanam padi, dan mengurus sawah. Hanya saja dengan keterbatasan itu dia tidak bisa mengoperasikan traktor.
"Alhamdulilah hasil jerih payah saya bisa buat menyekolahkan anak ke perguruan tinggi, selagi saya masih bisa dan sehat anak harus sekolah setinggi - tingginya," tambah Slamet.
Slamet Riyadi berkeinginan memiliki tangan palsu, agar saat Lebaran nanti bisa bersalaman. (*)