Jokowi Ingatkan Publik Jaga Persaudaraan agar Tak seperti Afganistan

Presiden Joko Widodo dalam forum peringatan Isra Mikraj di GOR Pandawa, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu malam, 3 April 2019.
Sumber :
  • VIVA/Lilis

VIVA – Presiden Joko Widodo meminta masyarakat belajar dari konflik saudara di Afganistan. Ia mengingatkan jangan sampai perbedaan politik menjadikan masyarakat Indonesia seperti tak bersaudara lagi.

Bela Jokowi, Rampai Nusantara Tak Sependapat Dengan Hasto Soal Kriminalisasi Terhadap Anies

"Apa yang ingin saya garis bawahi, perbedaan-perbedaan itu jangan jadikan kita ini tak seperti saudara lagi. Ini sudah sunatullah, hukum Allah pada kita; bangsa Indonesia berbeda-beda. Apalagi biasanya ini perbedaan-perbedaan muncul karena urusan politik. Pilihan bupati, pilihan wali kota, pilihan gubernur, pilihan presiden," kata Jokowi di GOR Pandawa, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu malam, 3 April 2019.

Ia membandingkan suku di Indonesia yang berjumlah 714 suku. Berbeda dengan Afganistan yang berjumlah tujuh suku. Ia menceritakan obrolannya dengan Ibu Negara Afganistan, Rula Ghani, soal konflik.

Budi Gunawan Minta Usulan KPU jadi Badan Ad Hoc Dikaji Lebih Dalam

Rula Ghani, katanya, bercerita tentang pengalamannya bisa mengemudikan mobil di Kabul, ibu kota Afganistan, empat puluh tahun lalu. Rula bahkan bisa mengemudi sendiri dengan aman antarprovinsi. Hampir semua wanita di negara itu bisa melakukannya, karena Afganistan negeri kaya emas dan minyak.

Namun, belakangan dua suku berkonflik sehingga merusak tatanan keamanan nasional di Afganistan. Tiap suku membawa kawan sesukunya dari negara lain. Akhirnya terjadi perang atau konflik yang berlangsung 40 tahun.

Eks Wantimpres Kecewa, Bilang Harusnya Jokowi Jadi Negarawan saat Pilkada

"Apa yang terjadi, siapa yang paling dirugikan saat perang terjadi, yang dirugikan wanita, dan kedua, anak. Wanita enggak bisa keluar rumah, anak enggak bisa sekolah lagi," kata Jokowi.

Kerukunan di Indonesia

Kini, katanya, bisa bersepeda di Afganistan saja sudah bisa disyukuri. Akibat lainnya konflik dan perang bisa membuat negara mundur. 

"Inilah konflik dan perang jadi pengalaman. Jangan sampai karena pilihan gubernur, bupati, presiden jadi nggak rukun. Di Afganistan hanya tujuh suku. Di negara kita 714 suku. Hati-hati. Ini yang ngomong Ibu Rula Ghani. Hati-hati negaramu, Presiden Jokowi. Beragam suku agama. Jangan dianggap remeh," ujar Jokowi.

Rula berpesan agar bila ada konflik sekecil apa pun harus segera cepat diselesaikan. Apalagi konflik itu berkaitan dengan agama. 

"Beliau sangat memuji kerukunan kita. Tapi kita sendiri di dalam kadang-kadang—tak semuanya—kadang-kadang, karena terbawa oleh urusan politik. Apalagi sekarang ini semuanya sudah merasa seperti politikus. Enggak di warung kopi, enggak di warung bakso, semuanya sudah kadang-kadang melebihi politikus. Marilah, apa yang disampaikan oleh Ibu Rula Ghani jadi evaluasi kita," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya