Wow, Penjual Durian Jadi Caleg
- timesindonesia
Di bawah pohon rindang yang berderet di pinggir Jalan By Pass Ida Bagus Mantra, Kabupaten Gianyar, Bali, I Wayah Sukrayasa (51) terlihat melayani beberapa pembeli buah durian yang ia jajakan di atas mobil pik up warna hitamnya.
Pria asal Dusun Pendem, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem Bali ini, mengenakan kaos polo berwarna biru memakai celana pendek hitam dan tanpa alas kaki terlihat sibuk  membelah buah durian dengan mengunakan parang untuk para pembelinya.Â
Menariknya, kepada para pembelinya ia juga  memperlihatkan selembar kertas Calon Legislatif (Caleg) DPRD yang disana ada foto dirinya.
"Iya saya (Caleg) dari Dapil (Daerah Pemilihan) 4 Karangasem, nomor urut 8, Partai Gerindra," ucapnya, Rabu (3/4/2019).Â
Dapil 4 melingkupi Kecamatan Selat, Kecamatan Rendang dan Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, Bali.
Sukrayasa mengaku, selain menjadi penjual buah duren dirinya juga Caleg di Kabupaten Karangasem, Bali. Ia mengaku sudah sangat lama menjadi penjual buah-buahan. Dengan menggunakan mobil pikap hasil dari kredit, ia saban hari berkeliling dari kawasan Gianyar dan Denpasar.
"Setiap hari saya jualan sama istri. Kalau anak libur sekolah saya ajak berjualan. Iya berangkat dari jam 8 dari rumah, kalau ke sini sekitar 2 jam perjalanan. Kadang pulangnya jam 11 malam. Kalau pengasilan dalam  satu hari bisa sampai Rp 500 ribu. Cukup buat beli minyak (Bensin) dan kebutuhan rumah tangga," ungkap ayah tiga anak ini.
Sukrayasa juga menceritakan, awal ia nekat menjadi Caleg, niatnya hanya ingin menjembatani aspirasi masyarakat, khususnya di desanya yang terpencil dan di dekat dengan Gunung Agung.
"Saya memberanikan diri, untuk maju dan ikut di Partai untuk menjembatani aspirasi masyarakat. Walaupun, ada orang-orang mengatakan kalau sudah duduk nanti lupa. Saya akan tetap menjembatani aspirasi agar ada pemerataan dan segala macamnya," ujarnya.
"Kalau permasalahan di Desa (saya), itu banyak sekali. Desa saya ini, termasuk desa terpencil di dekat Gunung Agung  jauh dari Kota. Sehingga, apa yang menjadi program pemerintah itu rasanya agak lambat. Itu awal tekad saya berani maju agar ada pemerataan antara di desa dan di kota. Apa yang diharapkan masyarakat saya bersedia menjembatani," sambungnya.
Saat ditanya, apa yang membedakan dirinya dengan Caleg-caleg lainnya. Sukrayasa dengan tegas kalau Caleg-caleg lain tidak ada yang berani jualan seperti dirinya.
"Kalau caleg-caleg lain, mereka tidak berani jualan. Saya tetap seperti masyarakat biasa, karena ini ketekunan saya bekerja. Bukan karena saya pamer, ini asli saya masyarakat bawah dan masyarakat mengetahuinya," jelasnya.
Sukrayasa juga mengungkapkan, kendati selama ini orang yang maju menjadi Caleg harus mempunyai modal uang yang cukup banyak untuk kendaraan merebut kursi. Menurutnya hal tersebut, tidak benar dan baginya cukup modal keberanian, jujur dan punya niatan yang baik untuk perduli kepada masyarakat.
"Tidak harus memakai uang, Â saya asli murni mencari suara dan tidak ada unsur apa-apa lagi. Saya tidak memakai apa-apa. Itukan orang yang mengatakan (Harus) pakai banyak uang. Menurut saya tidak harus memakai uang. Modal saya keberanian, kejujuran. Selain itu, memberi pembelajaran bagi masyarakat, agar tahun-tahun selanjutnya tidak ada lagi money politik. Itu harapan saya," tegasnya.
Sukrayasa juga berjanji, kalau dirinya terpilih akan mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Hingga, aspirasi masyarakat bisa ia jembatani. Namun, walaupun tidak terpilih, dirinya tidak akan kecewa. Ia akan kembali menjadi penjual buah-buahan.
"Saya tidak akan merasa kecewa itu kan kehendak Tuhan. Kalau memang saya digariskan untuk dapat (Kursi) dan masyarakat memilih. Saya berterima kasih dan kalau tidak (terpilih) saya tidak akan merasa kecewa. Tetap, saya akan jualan buah," tegasnya.
Sukrayasa juga menceritakan, cara berkampanye atau mempromosikan dirinya menjadi Caleg, baginya tidaklah sulit. Ia menjelaskan, kadang jika ada sopir truk asal Karangasem mampir ke lapaknya. Ia menanyakan dari asal mana, jika daerah tempat pemilihannya ia tak merasa malu untuk meminta mencoblos  dirinya pada Pemilu serentak tanggal 17 April 2019 mendatang.
Sementara jika di desa asal Sukrayasa, ia mengaku di dukung oleh keluarga besarnya dan warga di Lingkungan Banjarnya. Selain itu, ia juga berkampanye secara personal kepada para pengepul atau petani buah yang ia beli untuk dijual kembali.
"Di desa saya kebetulan penghasilanya buah, mulai Salak, Durian, Manggis dan lainnya. Dari keluarga besar saya juga mendukung," ujarnya.
Sukrayasa juga menjelaskan, dirinya memilih Partai Gerindra karena senang saja. Namun, ia juga berpendapat bahwa semua Partai itu baik. Karena pada Pemilu sebelumnyanya ia pernah maju dari Partai NasDem dan mendapatkan 850 suara.
"Tahun kemarin sudah (Maju Caleg) dari Partai NasDem, hanya dapat 850 suara. Semua partai itu bagus orang yang berdirikan partai tidak ada yang (berniat) jelek. Semua partai itu bagus menurut saya," ujarnya.
Sukrayasa juga mengungkapkan, bahwa niatnya semakin kuat untuk maju menjadi Caleg. Karena melihat selama ini progam-program Pemerintah belum merata.
"Saya ingat di desa saya, kartu KIS itu belum merata. Masyarakat ngeluh juga, sudah mengajukan belum dapat. Karena saya lihat di kabupaten lain sudah merata itu yang dapat kartu KIS. Kalau saya terpelih saya akan mengabdikan diri pada masyarakat," ujar Sukrayasa. (*)