Wow, Penjual Durian Jadi Caleg
- timesindonesia
"Kalau permasalahan di Desa (saya), itu banyak sekali. Desa saya ini, termasuk desa terpencil di dekat Gunung Agung  jauh dari Kota. Sehingga, apa yang menjadi program pemerintah itu rasanya agak lambat. Itu awal tekad saya berani maju agar ada pemerataan antara di desa dan di kota. Apa yang diharapkan masyarakat saya bersedia menjembatani," sambungnya.
Saat ditanya, apa yang membedakan dirinya dengan Caleg-caleg lainnya. Sukrayasa dengan tegas kalau Caleg-caleg lain tidak ada yang berani jualan seperti dirinya.
"Kalau caleg-caleg lain, mereka tidak berani jualan. Saya tetap seperti masyarakat biasa, karena ini ketekunan saya bekerja. Bukan karena saya pamer, ini asli saya masyarakat bawah dan masyarakat mengetahuinya," jelasnya.
Sukrayasa juga mengungkapkan, kendati selama ini orang yang maju menjadi Caleg harus mempunyai modal uang yang cukup banyak untuk kendaraan merebut kursi. Menurutnya hal tersebut, tidak benar dan baginya cukup modal keberanian, jujur dan punya niatan yang baik untuk perduli kepada masyarakat.
"Tidak harus memakai uang, Â saya asli murni mencari suara dan tidak ada unsur apa-apa lagi. Saya tidak memakai apa-apa. Itukan orang yang mengatakan (Harus) pakai banyak uang. Menurut saya tidak harus memakai uang. Modal saya keberanian, kejujuran. Selain itu, memberi pembelajaran bagi masyarakat, agar tahun-tahun selanjutnya tidak ada lagi money politik. Itu harapan saya," tegasnya.
Sukrayasa juga berjanji, kalau dirinya terpilih akan mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Hingga, aspirasi masyarakat bisa ia jembatani. Namun, walaupun tidak terpilih, dirinya tidak akan kecewa. Ia akan kembali menjadi penjual buah-buahan.
"Saya tidak akan merasa kecewa itu kan kehendak Tuhan. Kalau memang saya digariskan untuk dapat (Kursi) dan masyarakat memilih. Saya berterima kasih dan kalau tidak (terpilih) saya tidak akan merasa kecewa. Tetap, saya akan jualan buah," tegasnya.
Sukrayasa juga menceritakan, cara berkampanye atau mempromosikan dirinya menjadi Caleg, baginya tidaklah sulit. Ia menjelaskan, kadang jika ada sopir truk asal Karangasem mampir ke lapaknya. Ia menanyakan dari asal mana, jika daerah tempat pemilihannya ia tak merasa malu untuk meminta mencoblos  dirinya pada Pemilu serentak tanggal 17 April 2019 mendatang.
Sementara jika di desa asal Sukrayasa, ia mengaku di dukung oleh keluarga besarnya dan warga di Lingkungan Banjarnya. Selain itu, ia juga berkampanye secara personal kepada para pengepul atau petani buah yang ia beli untuk dijual kembali.