Bobby Nasution Ajak Warga Sumut Pilih Capres Berpakaian Kemeja Putih
- VIVA/Putra Nasution
VIVA – Bobby Afif Nasution, Menantu Presiden Joko Widodo tampak aktif menghadiri acara di Sumatera Utara jelang Pemilihan Presiden. Ia tidak segan-segan ikut mengkampanyekan mertuanya yang maju sebagai calon presiden dengan nomor urut 01.
Hal itu dilakukan suami dari Kahiyang Ayu itu saat menghadiri cara deklarasi dukungan DPP Horas Bangso Batak kepada Jokowi-Maruf Amin di Hotel Emerland Garden di Medan, Sumatera Utara Selasa 2 April 2019.
Bobby bercerita, Jokowi memiliki rasa kekeluargaan di provinsi ini, selain di Solo. Mantan Gubernur DKI itu merasa mempunyai keluarga besar di Sumatera.
"Saya sampaikan pesan dan salam, tulang saya, tulang Joko Widodo. Beliau sangat apresiasi setiap dukungan yang ada di Sumatera Utara. Ini bukan dukungan sekadar relawan seperti daerah lain, kecuali Solo ya, kalau Sumatera Utara ini, relawan-relawan keluarga," kata Bobby.
Bobby dengan lantang mengimbau seluruh peserta yang hadir di acara itu untuk mengajak keluarga dan tetangga semuanya mencoblos calon presiden dan calon wakil presiden yang menggunakan baju putih di dalam surat suara.
“Lagi-lagi saya pesan sampaikan untuk deklarasi pemenangan, pesan beliau jangan lupa ajak keluarga dan ajak tetangga semua datang ke TPS, tanggal 17 April 2019, coblosnya pake baju warna putih," ujar Bobby Nasution.
Pesta adat
Bobby juga bercerita usai Pilpres 2019, mertuanya akan menggelar pesat adat untuk memberikan marga Siregar, seperti marga Siregar yang diberikan kepada istrinya, Kahiyang Ayu, waktu itu.
"Karena acara ini, acara batak. Saya tidak mau panggil bapak Jokowi, saya panggil tulang Jokowi karena secara adat, anak beliau jadi Siregar," ucap Bobby.
Acara adat ini, dilakukan usai Pemilu. Menurut Bobby, Jokowi tidak mau mempolitisasi suku adat menjadi kekuatan politiknya di Provinsi Sumatera Utara ini. Jadinya, menurunkan niat untuk pesta adat saat ini.
"Mungkin sebenarnya ini, cerita sedikit. Dari kemarin itu, kita pengin mengadati tulang saya ini, tulang Jokowi. Beliau sendiri meminta, setelah 17 April 2019. Kenapa? karena takut dibilang adat kita ini politisasi," kata pria asal Kota Medan itu.