Logo timesindonesia

Luhut Kasih Amplop, Ketua GP Ansor: Itu Tradisi Pesantren

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan memberikan amplop kepada ulama sepuh di Bangkalan. (FOTO: Istimewa)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan memberikan amplop kepada ulama sepuh di Bangkalan. (FOTO: Istimewa)
Sumber :
  • timesindonesia

Beredar video yang diunggah oleh akun @andiArif, saat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, sowan ke KH Zubair Muntasor, di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, dengan caption "Ini cara Jokowi membeli suara" viral di media sosial. Hal mendapat tanggapan dari Ketua GP Ansor Kabupaten Malang.

Unggahan video di twitter @andi arif itu, kini menjadi perbincangan kaum santri. Di media sosial, banyak komentar yang menyudutkan video tersebut. Sehingga menjadi bahasan untuk menyerang Luhut hingga ada komentar yang dinilai melecehkan Kiai Zubair Muntasor, sebagai ulama sepuh di Bangkalan.

Atas unggahan video tersebut, para santri yang paham tradisi pesantren saat sowan ke kiainya, meluruskan hal tersebut. “Tradisi sungkem ketika sowan ke Kiai itu sudah ada sejak dulu. Bukan hanya ketika jelang Pilpres,” jelas Ketua GP Ansor Kabupaten Malang, Husnul Hakim Syadad, kepada TIMES Indonesia, Senin (2/4/2019).

Menurut Husnul, begitu ia karib disapa, merasa ikut terusik dengan apa yang dituduhkan oleh akun @anfi arif tersebut. Dia menyampaikan bahwa ketika sowan ke Kiai, santri sudah biasa ‘salam tempel’ atau memberi uang kepada kiainya.

“Hal itu diniatkan para santri atau masyarakat umum untuk titip kepada kiai dalam perjuangan. Kadang bukan hanya amplop yang diberikan. Tapi ada juga yang membawa hasil pertanian seperti pisang, padi, ayam dan lainnya. Sudah tradisi itu,” katanya.

Jadi terang Husnul, jangan kemudian di politisir dan dikira suap atau politik uang. “Kasihan marwah kiai, jika dinilai itu bentuk suap pada kiai,” katanya.

Apalagi kata Husnul, Kiai Zubair Muntasor itu adalah sosok kiai sepuh di Bangkalan, Madura, yang menjadi teladan umat Islam dan para santrinyanya. "Apa yang dilakukan Pak Luhut itu, hanya sekedar sedikit memberi kepada kiai,” jelasnya.

Atau uang yang diberikan di dalam amplop itu berniat untuk membantu biaya perawatan Kiai Zubair. “Yang jelas itu adalah tradisi santri kepada kiainya di Jawa Timur. Jangan dimaknai uang politik,” tegasnya.

Lebih lanjut Husnul mengungkapkan, bahwa selama ini Luhut Binsar Panjaitan, memang sangat dan bahkan sudah menilai bahwa Kiai Zubair adalah gurunya. “Sudah dijelaskan oleh Pak Luhut jika berkunjung ke kiai karena sudah lama tidak sowan,” katanya.

Bahkan, ketika Luhut masih belum menjabat Menteri, memang sudah dekat dengan beberapa kiai di Jawa Timur. Ia sudah terbiasa sowan ke para kiai di Jawa Timur. Dekat juga dengan petinggi Muslimat NU di Jatim dan pengurus GP Ansor di Jawa Timur.

"Dari itu, tolong jangan sakiti kiai kami, dengan memfitnah kiai menerima sogokan atau menerima amplop. Karena para kiai juga tidak pernah minta untuk dikunjungi. Jika mimfitnah kiai, awas kualat. Santri di Jawa Timur jelas tidak terima jika kiainya disakiti apalagi difitnah,” ancam Husnul, menyikapi soal video Luhut Binsar Panjaitan memberikan amplop ke KH Zubair Muntasor. (*)