Enam Bulan Gempa Palu, Krisis Belum Juga Berlalu
- abc
Saat itu dia berusaha melindungi putrinya yang nyaris kejatuhan lemari akibat getaran gempa.
"Gempa meninggalkan luka, yaitu luka psikologis, pada anak-anak saya," ujar Adnan yang kini sudah kembali ke Palu.
Dia masih ingat bau busuk udara dan kelangkaan air minum saat melewati area bencana sembari menutupi mata anak-anaknya dari pemandangan mayat yang bergelimpangan.
"Khususnya bagi anak laki-laki saya, anak kedua, Arlo. Saya kadang memintanya menggambar sesuatu. Dan dia menggambar grafik yang berfluktuasi berupa garis naik dan turun," jelas Adnan ketika dihubungi jurnalis ABC Erin Handley.
"Saya bertanya apa ini? Dia bilang ini gempa," ujarnya.
Bencana itu juga menghancurkan keluarga Adnan lainnya. Seorang paman yang sedang menuju masjid untuk salat hari itu meninggal tertimpa dinding.
Keluarga Adnan sampai kini tidak tahu kapan, bisa menempati kembali rumah mereka seperti sediakala.
External Link: YouTube: Survivors of Sulawesi, Oxfam Dilupakan oleh media
Menurut Jacqui Ewart, profesor jurnalistik dengan spesialisasi pelaporan bencana dari Griffith University, siklus pemberitaan yang dengan cepat berpindah fokus membuat para penyintas seringkali dilupakan oleh media.
"Kesibukan media di awal-awal bencana bisa seminggu atau beberapa minggu," katanya kepada ABC.