Mendagri Minta Ormas Ajak Warga Datang ke TPS

Mendagri Tjahjo Kumolo.
Sumber :
  • VIVA/ Ridho Permana.

VIVA – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta organisasi masyarakat atau ormas untuk ikut menyosialisasikan pencoblosan Pemilu 2019, pada 17 April 2019. Jumlah ormas yang besar dianggap bisa meningkatkan partisipasi masyarakat di Pemilu 2019.

Blak-blakan Eks Caleg PDIP dari Kalimantan Barat Usai Diperiksa KPK Kasus Harun Masiku

“Tolong bisa digerakkan agar bisa diajak untuk ikut menyosialisasikan pemilu, mengajak masyarakat untuk menggunakan haknya dengan baik, datang ke TPS,” kata Tjahjo saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Kewaspadaan Nasional dalam rangka penyelenggaraan Pemilu 2019, di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2019.

Dengan keterlibatan ormas, menurut dia, partisipasi pemilih di Pemilu 2019 bisa ditingkatkan. Karena ada ratusan ribu ormas dari tingkat nasional hingga daerah.

5 Anggota Ormas Penganiaya Satpam Leasing Tasikmalaya Jadi Tersangka, Fix Lebaran di Penjara!

Namun, ia mengingatkan kepada para pengurus dan masyarakat akan gerakan radikal yang menyusup ke dalam ormas. Kelompok ini yang berpotensi menjadi racun demokrasi.

“Ada kelompok kelompok radikalisme terorisme, mungkin di antara jumlah 407.609 ormas tadi yang punya agenda ingin mengubah ideologi negara kita. Itu bukan urusannya tentara, bukan urusannya kepolisian, bukan urusannya BIN, tapi urusan kita semua bangsa Indonesia," ujarnya.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Tjahjo menegaskan, menjelang pencoblosan pada 17 April mendatang seluruh elemen bangsa harus sudah bisa bersikap, dengan melihat kondisi Indonesia ke depan.

"Kita harus berani tentukan sikap siapakah lawan dan siapa kawan pada perorangan, kelompok atau golongan yang mencoba di tengah konsolidasi demokrasi ini ingin mengganti ideologi Pancasila,” katanya.

Menurut Tjahjo, radikalisme adalah ancaman yang paling membahayakan sejak republik ini diproklamasikan. “Ini ancaman bangsa yang paling besar setelah 74 tahun kita merdeka sampai hari ini. Pancasila harga mati dan undang-undang dasar harga mati, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika harga mati. Itu prinsip," ujarnya. 

Pendiri organisasi masyarakat (ormas) G-Nesia, Diah Warih Anjari.

Muncul di Popopo, Pendiri G-Nesia Diah Warih: Pengalaman Menarik, Saya Tidak Menyangka

Diah Warih mengaku akan terus berkarya untuk membantu masyarakat. 

img_title
VIVA.co.id
5 Desember 2024