Gunung Bromo Erupsi, Balai Besar TNBTS Siaga Penuh
- ANTARA FOTO/Umarul Faruq
VIVA – Aktivitas vulkanis Gunung Bromo terus meningkat. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sebagai otoritas di kawasan itu bersiaga mengantisipasi kemungkinan terburuk bagi wisatawan.
Kepala Seksi Wilayah I TNBTS di Probolinggo, Sarmin, mengatakan bahwa abu vulkanis sempat mengarah ke Cemorolawang, Ngadisari, Probolinggo, pada Sabtu hingga Selasa malam, 19 Maret 2019. Ketebalan abu diperkirakan sekira 0,5 sentimeter hingga 1 sentimeter.
"Memang erupsi sempat mengenai Cemorolawang, Desa Ngadisari, Probolinggo. Abunya tipis. Dampak dari erupsi itu puluhan pohon akasia tumbang karena terkena abu vulkanis," kata Sarmin pada Rabu, 20 Maret 2019.
Balai Besar TNBTS telah melarang keras wisatawan untuk mendekat ke kawah Gunung Bromo. Radius aman bagi wisatawan berjarak satu kilometer dari kawah aktif. Hari ini abu vulkanis Gunung Bromo mengarah ke arah timur atau wilayah Lumajang.
Belum ada laporan kerusakan, sementara area pertanian tertimbun abu tapi belum tebal. Wisatawan dilaporkan cukup banyak, yakni 200 orang per hari sejak erupsi.
Peningkatan aktivitas vulkanis gunung setinggi 2.329 meter di atas permukaan laut (mdpl) iti terjadi sejak 29 Februari 2019. Statusnya pun meningkat dari aktif normal menjadi waspada (level II). Material vulkanis yang dikeluarkan Gunung Bromo berupa abu dan krikil.
Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS, Syarif Hidayat, mengaku telah menyiagakan petugas di area Gunung Bromo. Pengawasan ketat agar wisatawan tak bandel mendekat ke anak tangga Bromo.
"Kami melakukan siaga dengan menurunkan personel di sekitar lautan pasir, Padang Savana, dan titik keramaian lainnya. Kami mengimbau ke pengunjung untuk waspada dan berhati-hati. Selama aktivitas wisata, wajib menggunakan masker, kacamata, topi, melakukan aktivitas wisata yang direkomendasikan," ujarnya.