Terduga Teroris yang Ditangkap di Klaten Tewas Bunuh Diri
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
VIVA –  Terduga teroris berinisial Y, alias Khodijah tewas di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur pada Senin lalu, 18 Maret. Wanita berusia 39 tahun yang ditangkap di Klaten, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu itu diduga nekat mengakhiri hidupnya dengan meminum cairan pembersih lantai saat berada di tahanan.Â
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan, Y ditemukan lemas di ruang istirahat pemeriksaan di Rutan Polda Metro Jaya. Dia sempat mendapatkan pertolongan pertama dari petugas jaga.Â
"Karena tidak mampu, kemudian dirujuk ke RS Bhayangkara Polri (Kramatjati, Jakarta Timur) pada Senin 18 Maret kemarin. Sempat ditolong oleh tim medis, ternyata tidak tertolong. Akhirnya meninggal dunia," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu 20 Maret 2019.
Namun, Dedi tidak mengungkapkan cairan apa yang diminum Y, sebelum ia meregang nyawa. Tim dokter forensik menemukan zat kimia berbahaya di dalam lambungnya, yang menyebabkan wanita tersebut meninggal dunia.Â
Dedi meyakini, Y sengaja ingin mengakhiri hidupnya. Berdasarkan pemahaman kelompok teroris, Dedi menjelaskan, bunuh diri dalam rangka melawan aparat yang disebut sebagai toghut diyakini sebagai syahid yang dijamin masuk surga.Â
"Yang bersangkutan memang bunuh diri, karena mungkin memang tidak bisa melakukan perlawanan yang dalam (kepada aparat)," ucapnya.
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menambahkan, terduga teroris wanita biasanya memiliki militansi yang lebih tinggi. Mereka rela meninggalkan keluarga, mengorbankan harta, bahkan nyawanya untuk aksi yang mereka sebut sebagai jihad.Â
"Jadi, mereka itu keinginannya memang sesegera mungkin mati syahid masuk surga keyakinannya. Keinginan itu sangat besar. Sama seperti di Sibolga (istri Husain alias Abu Hamzah yang memilih meledakkan diri saat dikepung Densus 88 di rumahnya)," kata Dedi.Â
Y alias Khodijah ditangkap di Klaten, Jawa Tengah pada Kamis 14 Maret 2019 sore. Dia diduga terlibat dalam kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) pimpinan Husain alias Abu Hamzah.Â
Dia berencana ke Sibolga, Sumatera Utara menemui Abu Hamzah, untuk melakukan amaliyah atau aksi teror bersama dengan target aparat keamanan. Namun sebelum berangkat, terduga teroris itu lebih dulu ditangkap Densus 88 Antiteror Polri. (asp)