Diterjang Banjir, Ribuan Hektare Sawah Purworejo Dijamin Asuransi

Ilustrasi sawah.
Sumber :

VIVA – Sebanyak 1.874 hektare tanaman di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, rusak akibat terendam banjir pada Minggu, 17 Maret 2019. Pemprov Jawa Tengah telah menyiapkan fasilitas asuransi untuk pertanian yang gagal panen atau puso.

Terobos Banjir, Remaja Perempuan di Sumbawa Barat Hanyut Terbawa Arus Sungai

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Suryo Banendro, mengatakan bahwa setelah banjir yang menerjang di kabupaten selatan Jateng itu, pemerintah mendata jumlah sawah yang terendam. Banjir itu merendam ribuan hektare tanaman padi di delapan kecamatan.

"Beberapa di antaranya terancam gagal panen atau puso karena padi yang terendam banjir berusia 75 hari hingga menjelang panen. Kondisinya juga bervariasi, ada padi yang hanyut karena derasnya banjir sebanyak 7,5 hektare, ada pula yang roboh sampai 2,5 hektare," kata Suryo, Selasa, 19 Maret 2019.

Kunjungi Warga Terdampak Banjir, Menteri LH Bakal Evaluasi Penanganan Banjir di Ponorogo

Pemerintah, Suryo menjelaskan, telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan itu. Untuk tanaman padi yang gagal panen atau puso, Pemprov Jateng menyiapkan asuransi yang ditanggung oleh APBD maupun APBN.

"Semua sudah kami siapkan, alokasinya sudah ada, tinggal mengajukan. Saat ini masih dilakukan pendataan dan verifikasi oleh teman-teman di Kabupaten. Nantinya para petani yang mengalami puso akan mendapat asuransi sebesar Rp6 juta," ujarnya.

Heroik! Detik-Detik TNI Selamatkan Pemotor yang Terseret Arus Banjir Deras

Pada dana alokasi untuk asuransi, Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran untuk membayar polis asuransi sumber APBD Provinsi itu berjumlah 7.761 hektare. Sedangkan untuk polis asuransi dari APBN sebanyak 155 hektare.

"Kalau asuransi sumber APBD, semua polis asuransi yang menanggung pemerintah, namun kalau yang bersumber dari APBN, petani masih harus membayar polis asuransi sebesar Rp36 ribu," katanya.

Selain asuransi, pemerintah juga menyediakan bantuan bibit gratis melalui cadangan benih nasional maupun bantuan benih dari pemerintah daerah.

"Ini prosesnya cepat, tinggal teman-teman dari Kabupaten mendata dan mengajukan maka akan langsung turun bantuan ini," ujarnya.

Banjir dan hama

Perbaikan irigasi yang rusak akibat banjir di Purworejo juga langsung dilakukan dengan cepat agar pertanian kembali normal. Bantuan perbaikan irigasi dilakukan di beberapa lokasi, seperti di Kecamatan Pituruh, Bayan, dan lainnya.

BMKG Jateng memberikan informasi bahwa hujan lebat masih akan mengguyur Jawa Tengah. Pemerintah berpesan kepada para petani untuk mewaspadai musibah banjir dan menguatkan irigasi.

Selain itu, iklim sangat mendukung pertumbuhan hama dan penyakit. Tidak hanya pada padi, tapi juga seluruh tanaman pangan dan holtikultura, terutama penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri, dan lainnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sri Puryono, saat meninjau lokasi banjir di Purworejo mengatakan, penanganan banjir di Purworejo dilakukan semaksimal mungkin. Pemerintah tidak diam terhadap musibah itu.

Beberapa upaya telah dilakukan Pemprov Jateng untuk mengatasinya, di antaranya pemberian bantuan logistik, pendirian posko evakuasi maupun kesehatan, dan dapur umum. Pemerintah juga berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak untuk penanganan tanggul yang jebol.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya