Isu Kiamat, Gus Romli: Jamaah Pindah ke Malang untuk Mondok Triwulan
- VIVA.co.id/ Lucky Aditya (Malang)
VIVA – Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kasembon, Kabupaten Malang, Gus Muhammad Romli mengatakan kehadiran jamaah dari luar daerah ponpesnya dalam rangka pengajian triwulan. Sebagai bekal, karena pengajian berlangsung lama ia mewajibkan jamaah membawa bekal sendiri bukan membawa bekal karena kiamat.
"Pengajian ini sudah tiga tahun dilakukan selama tiga bulan hingga Ramadan, ada kegiatan menyongsong meteor. Karena makin banyak peminatnya saya wajibkan membawa persiapan (bekal) sendiri," kata Gus Romli, Kamis, 14 Maret 2019.
Sebelumnya beredar kabar hoax jamaah harus menjual rumah bahkan ternak untuk pindah dan menetap di ponpes. Gus Romli membantah kabar itu. Ia menjelaskan bekal yang dibawa dari rumah adalah untuk kebutuhan para jamaah.
"Saya hitungkan setiap kepala keluarga butuh lima kuintal gabah. Kalau gabah lima kuintal kalau beras tiga kuintal itu untuk diri sendiri. Karena saya tidak yakin ini Ramadan biasa, gimana kalau terjadi meteor," ujar Gus Romli.
Gus Romli membantah mengeluarkan fatwa kiamat sudah dekat. Ia hanya memprediksi bumi bakal diterjang meteor sesuai 10 tanda kiamat. Ia tak menjelaskan pasti kapan, namun ia memiliki perhitungan sendiri.
Ia melihat dari sebuah hadis, bahwa disebutkan tanda-tanda kiamat adalah mulai mengeringnya Danau Tiberias di Israel. Sesuai informasi yang didapat oleh Gus Romli BMKG dunia memperkirakan Danau Tiberias bakal kering total di 2022.
Dalam kurun waktu menuju 2022, Gus Romli menuturkan Dajal bakal keluar dengan diikuti oleh kemarau panjang di bumi. Hitungan itu pun jatuh setelah Ramadan 2019 ini. Sebagai antisipasi ia mengajak jamaah untuk mendekatkan diri ke tuhan dengan membawa bekal dari rumah mengantisipasi kemarau panjang.
"Butuh makanan dan minuman selama satu tahun. Jamaah-jamaah di sini itu sudah tiga tahun, cuma saat ini lebih banyak ada yang bawa anak istri. Ini triwulan saja, setelah Ramadan selesai tidak ada meteor ya sudah pulang ke rumah masing-masing sama bawa gabahnya masing-masing lagi," tutur Gus Romli.
Selain itu, Gus Romli menyediakan sebuah tanah milik ponpes untuk tempat tinggal para jamaah. Sebab, bangunan ponpes yang ada sudah digunakan para santri untuk menempuh pendidikan.
"Nah di sini karena saya sudah ngopeni (menghidupi) santri-santri saya kasih tahu di situ ada tanah kosong kamu mau bangun angkring gubuk-gubukan silakan tapi bangun sendiri. Itu untuk mereka sendiri, bekal milik jamaah bukan milik saya," kata Gus Romli.
Gus Romli menegaskan selama melakukan pengajian dirinya tak pernah sekalipun mengeluarkan fatwa kiamat sudah dekat. Ia hanya meminta jamaah dan santri waspada akan datangnya meteor. Selama pengajian triwulan ia mengajak jamaah dan santri untuk berzikir, tahli dan melakukan tahmid.
"Jadi ingat saya tidak memberi fatwa kiamat, ini waspada meteor selama itu kita perbanyak zikir untuk jamaah sampai terjadinnya meteor. Jika terjadi mereka sudah membawa bekal kalau tidak terjadi mereka pulang, kembali lagi ke rumah," ujar Gus Romli.Â