Fatwa Hari Kiamat, Santri Meminta Keluarganya Tenang
- timesindonesia
Di depan kamera video, seorang santri Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin, Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang menitipkan pesan untuk keluarganya di Ponorogo agar tenang, karena kondisinya di Pondok Pesantren baik-baik saja. Hal itu disampaikan setelah marak isu fatwa Hari Kiamat.
“Yang di rumah tenang ya, saya dan keluarga di sini sehat, tidak ada kekurangan apa pun. Di sini kerasan, mencari ilmu dan mencari ridlo Allah SWT, semoga warga Ponorogo semua sehat dan selamat sejahtera,” ujar salah satu santri, di depan Kapolres Batu, AKBP Budi Hermato SIK MSi yang berjalan keliling Pondok Pesantren yang sempat viral karena informasi Fatwa Kiamat yang beredar di media sosial ini.
Dalam kunjungannya, Kapolres Batu melihat langsung seluruh aktifitas di Pondok Pesantren yang ada di Dusun Pulosari ini. Dusun ini berada di perbatasan Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang dengan Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri.
Dari arah Malang, Ponpes ini berada sebelum gapura perbatasan. Saat masuk desa, suasana Pondok Pesantren sudah terlihat, karena dipinggir jalan desa, Pondok Pesantren ini memiliki lapangan sepak bola yang dilengkapi dengan beberapa kandang kuda.
Dengan ditemani Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin, KH Ramli Soleh Syaifuddin, kapolres berkeliling pondok, dimulai dengan menemui Katimun, warga Ponorogo yang datang ke Pondok Pesantren ini bersama dengan puluhan orang lainnya.
“Bisa Pak Katimun jelaskan langsung, karena mungkin ada yang salah persepsi, hingga kedatangan Bapak ke sini terkesan ada hasutan atau paksaan,” ujar kapolres kepada Katimun. Laki-laki yang menjadi pengurus pengajian di Ponorogo ini membantah kalau kedatangannya karena paksaan.
“Saya mendapat isyara dari almarhum Soleh syaifuddin itu di suruh ke sini, kebetulan disini ada pondok tiga bulan, akhirnya saya ikut, karena saya punya jamaah di Ponorogo akhirnya saya pamitan, ternyata mereka ikut juga, saya tidak mengajak, mereka ikut sendiri, datangnya secara bertahap menyusul-menyusul begitu,” kata Katimun.
Data di Polres Batu terdapat 59 KK dari Ponorogo dengan rincian 24 kepala keluarga, 16 istri dan anak-anak. “Kedatangan mereka kesini ini dengan kesadaran sendiri, karena ingin mendalami agama,” kata kapolres.
Setelah berdialog dengan Katimun, kapolres meninjau dapur, kemudian menuju ke asrama Putri. Disini kapolres sempat berdialog dengan beberapa santri putri. “Kami disini nyaman, kita datang ke sini untuk menuntut ilmu agama,” ujar salah satu santri.
Dalam kesempatan itu, kapolres juga meninjau beberapa kamar kost yang sedang dibangun oleh warga. Kamar kost ini akan disewakan oleh warga kepada para santri yang akan mukim di Pondok Pesantren selama mengikuti program program mondok triwulan, Modok Rajabiyahan dan Biatan Plus Romadhonan, persiapan akhir zaman.
Kapolres juga meninjau fasilitas ruangan tempat tidur yang disiapkan Pondok Pesantren untuk para santri. Ditempat ini, kapolres berdialog dengan beberapa santri yang berasal dari Sumatera.
“Kita datang ke sini bersama seluruh keluarga, kita datang untuk memperdalam ilmu agama,” ujar salah santri dari Sumatera. Kapolres juga melihat sumber air yang ada di Pondok Pesantren yang sehari-hari digunakan para santri untuk mandi.
Saat itu, kapolres juga menemui beberapa santri dari Ponorogo yang sedang memperbaiki tangga menuju.
Hingga di depan kamera video, seorang santri Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin, Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang menitipkan pesan untuk keluarganya di Ponorogo agar tenang, karena kondisinya di Pondok Pesantren baik-baik saja. (*)