Heboh Warga Ponorogo Hijrah, Fatwa Kiamat Sudah Dekat Dipelintir
- http://www.evogood.com
VIVA – Camat Kasembon Kabupaten Malang, Hendra Trijahjono menjelaskan, hasil pertemuan dengan pemimpin Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin, Gus Muhammad Romli di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kasembon, Kabupaten Malang, telah dipelintir oleh orang tak bertanggung jawab, terkait fatwa mengenai kiamat sudah dekat.
"Sesuai pernyataan MUI dan Pondok Pesantren, itu semua yang disampaikan berasal dari Alquran dan Hadis. Sama MUI, juga sudah disahikan sebagai dasar fatwa kiamat sudah dekat. Cuma yang berkembang itu, kiamat sudah dekat. Padahal, bukan itu yang dimaksud," kata Hendra.
Hendra mengatakan, kiamat sudah dekat yang disampaikan ke warga, bertujuan untuk mengingatkan agar tidak melupakan ibadah sesuai ajaran islam. Bahkan, percaya pada hari kiamat merupakan bagian dari enam rukun iman dalam ajaran islam.
"Memang, tanda-tandanya katanya ada meteor jatuh. Tetapi, kalau meteornya tidak jatuh, berarti kiamatnya tidak jadi, masih lama, masih belum tentu juga. Kiamat sudah dekat itu kan sudah ada sejak zaman Nabi, bahkan itu kan sudah banyak disebut orang. Tetapi, untuk ini ada pembelokan isu, dibumbui dan di-framing," ujar Hendra.
Gus Romli, katanya, berdasarkan klarifikasi para petinggi Musyawarah Pimpinan Kecamatan di Kasembon, tak pernah mengeluarkan fatwa kiamat sudah dekat. Gus Romli juga tak pernah menyebut pasti, kapan kiamat akan terjadi.
"Sesuai pernyataan dari Gus Romli sendiri bahwa itu semua bermuara di Alquran dan Hadis sejak zaman Nabi. Cuma dia tidak bilang, kapan kiamat terjadi, bukan besok atau tahun depan. Kalau tanda-tanda meteor jatuh itu kan ada, tetapi tidak tahu kapan meteor itu jatuh, bisa masih satu abad lagi atau kapan," kata Hendra.
Di pesantren itu, kini sudah ada imbauan dan bantahan tentang fatwa kiamat sudah dekat. Menurutnya, Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin yang berada dalam naungan Nahdatul Ulama, menganut ajaran Islam moderat Ahlusunah wal Jamaah.
"Aktivitas di pondok itu Ahlusunah wal Jamaah, juga ada tarekat-tarekat. Pondok ini mengakui masih di bawah naungan NU. Dan, dia (Gus Romli) sosok yang mendukung NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia); Pancasila harga mati, tidak ada paham radikal," ujarnya. (asp)