Bayi Orangutan Tewas Malnutrisi, Induknya pun Ditembak 74 Peluru
- istimewa
VIVA – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh telah evakuasi orangutan sumatera (Pongo abelii) di kebun milik warga di Desa Bunga Tanjung Kecamatan Sultan Daulat Kota Subulussalam, Aceh. Orangutan Sumatera tersebut di evakuasi usai ditembak sebanyak 74 peluru.
Tim BKSDA Aceh bersama dengan personel WCS-IP dan HOCRU-OIC turun ke lokasi dan berhasil mengevakuasi dua orangutan yang terdiri dari anak dan induknya, pada Minggu, 10 Maret 2019. Evakuasi dilakukan setelah mereka mendapat laporan dari masyarakat.
Dari pemeriksaan awal di lapangan, diketahui bahwa induk orangutan dalam kondisi terluka parah karena terluka pada tangan kanan, kaki kanan serta punggung.
Selain itu didapati juga kedua mata induk orangutan terluka parah karena tembakan senapan angin. Sedangkan bayi orangutan yang berumur 1 bulan, dalam kondisi kekurangan nutrisi parah dan shock berat.
Tim kemudian bergegas membawa kedua orangutan tersebut ke Pusat Karantina Orangutan di Sibolangit, Sumatera Utara, yang dikelola Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) melalui Program Konservasi Orangutan Sumatera (SOCP), untuk dilakukan perawatan intensif.
Namun dalam perjalanan anak orangutan mati diduga karena malnutrisi. Dari hasil pemeriksaan x-ray di Pusat Karantina Orangutan, ditemukan peluru senapan angin sebanyak 74 butir yang tersebar di seluruh badan.
Kondisi orangutan yang dewasa masih belum stabil sehingga masih akan berada di kandang treatment untuk mendapatkan perawatan intensive 24 jam.
Induk orangutan sumatera berusia sekitar 30 tahun tersebut selanjutnya diberi nama HOPE yang berarti “HARAPAN”, dengan harapan, Hope bisa pulih dan bisa mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik.
Sementara itu pihak KLHK mengecam keras tindakan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang menganiaya satwa liar yang dilindungi itu.
BKSDA Aceh telah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK, untuk mengusut tuntas kasus kematian bayi orangutan Sumatera dan penganiayaan induknya, di Subulussalam. (ren)
Laporan: Zulfahmi tvOne-medan