Demi Situs Sekaran, Jalan Tol Malang-Pandaan Bakal Digeser
VIVA – PT Jasa Marga selaku pihak pembangun proyek jalan tol Pandaan-Malang, bakal mengubah jalur tol, menyusul penemuan Situs Sekaran di kilometer 37 atau seksi lima proyek pembangunan tol di Desa Sekarpuro, Kabupaten Malang.
"Pengerjaan konstruksi kita hentikan jika memang ini benar situs purbakala. Jalan tol akan kita geser, kita ubah," kata General Manager Teknik PT Jasa Marga, M Jajuli, Selasa, 12 Maret 2019.
Menurut Jajuli, mengubah jalur tol bukan sesuatu yang mustahil demi menyelamatkan situs cagar budaya. Jasa Marga akan melibatkan satuan kerja pembebasan lahan untuk mengatasi persoalan ini.
Seperti diketahui, Situs Sekaran berada di seksi lima, dimana seksi terakhir ini masih terkendala pembebasan lahan di wilayah Madyopuro yang bakal menjadi area Exit Tol Malang-Pandaan.
"Masih memungkinkan diubah, kita juga terkendala pembebasan 50 lahan yang tinggal eksekusi. Jika situs ini lebih besar dari penemuan awal bisa kita geser jalan tolnya. Tapi kita menunggu rekomendasi Badan Peninggalan Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur," ujar M Jajuli.
Jajuli mengatakan lokasi penemuan situs terletak di 30 meter dari garis tengah jalan. Jika memang rekomendasi BPCB harus mengubah jalan demi kepentingan Situs Sekaran, jalan tol bakal digeser 10 meter ke arah timur.
"Karena kita melihat ini situs budaya, bisa digeser ke arah sungai. Nantinya jalan tol bakal lurus dengan jembatan. Antisipasi kemiringan sungai nanti ada penguatan dinding penahan tanah semacam turap, jadi sudah ada skenario itu," tutur Jajuli.
Selain itu, Jajuli menyebut sejak awal pembangunan jalan tol Malang-Pandaan tidak melakukan analisis dampak lingkungan (amdal) sosial budaya karena bukan persyaratan utama. Namun, pihaknya bersedia melakukan itu, jika diawal diminta untuk melakukan amdal sosial budaya.
"Amdal sosial budaya tidak ditentukan, tapi misalnya kalau ada permintaan khusus, ya akan kita lakukan. Tapi syarat lainnya, amdal lalin dan amdal lingkungan sudah," kata M Jajuli.
Sementara itu, Arkeolog Universitas Negeri Malang, M Dwi Cahyono, mengatakan sejak tiga tahun yang lalu sebelum proyek pengerjaan jalan tol dilakukan, ia mengaku sudah menyarankan dilakukan amdal sosial budaya.
Menurutnya, mulai Lawang ke arah timur-Singosari-Pakis hingga Kedungkandang kaya dengan situs purbakala.
"Ditemukannya Situs Sekaran membuka kepastian itu. Sekarang sisi timur telah rusak karena eskavator pengeruk tanah. Yang masih tersisa atau bisa diesvakasi sisi barat untuk mengungkap bentuk situs ini," ujar Dwi. (ase)