Jelang Nyepi, Umat Hindu Banten Tidak Gelar Pawai Ogoh-Ogoh

Pawai Ogoh-ogoh/ilustrasi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA –  Tahun ini, upacara Tawur Kesanga umat Hindu Banten untuk menyambut Nyepi hanya diisi dengan berdoa bersama. Tak dilakukan pawai ogoh-ogoh seperti tahun sebelumnya.

Bule Ngamuk Tantang Pecalang Duel saat Upacara Melasti, Tokoh Adat: Hanya Miskomunikasi

Hanya ada satu ogoh-ogoh yang ditampilkan di Pura Wira Eka Ananta Taman Kopassus, Kota Serang, Banten, yang melambangkan ritual penyelamatan manusia dari sifat buruk. Itupun tidak di arak seperti tahun sebelumnya. Hal ini untuk menjaga ketentraman jelang pemilu 17 April 2019.

"Kenapa tidak ada (pawai ogoh-ogoh), karena masuk masa kampanye. Jadi kita tidak melaksanakan itu," kata Ida Bagus Alit Wiratmaja, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banten, melalui sambungan selulernya, Selasa, 6 Maret 2019.

Viral Bule Ribut dengan Pecalang yang Bertugas Mengamankan Ritual Melasti di Bali

Ritual Tawur Agung Kesanga umat Hindu Banten, jelang hari Raya Nyepi tahun Saka 1941 diisi dengan introspeksi diri dan doa bersama, agar Pemilu 2019 berjalan lancar dan damai.

Selain itu, Ida Bagus meminta umat Hindu bisa melawan hoax yang merajalela di media sosial dan ikut serta menjaga perdamaian dan kesatuan ditahun politik ini.

Jelang Hari Raya Nyepi, Warga Bali Laksanakan Ritual Melasti di Pantai

"Kami sebagai lembaga umat Hindu mengimbau umat Hindu di Banten menyukseskan Pemiliu. Kedua, anti hoax dan ketiga adalah anti narkoba, untuk Pemilu dan PIlpres yang damai," jelasnya.

Tahun 2018 lalu atau tahun Saka 1940, umat Hindu Banten membawa enam ogoh-ogoh keliling Kota Serang, Banten, jelang hari raya Nyepi.

Ogoh-ogoh yang diarak datang dari Banjar Serang, Tangerang, Ciledug, Rempoa, Tigaraksa dan banjar BSD Tangerang Selatan. Arak-arakan dimulai dari Pura Eka Wira Anantha dan dibuka langsung oleh perwakilan Kanwil Kementerian Agama Banten dan Komandan Grup 1 Kopassus. 

Sebelum melaksanakan upacara Tawur Agung Kesanga, umat Hindu Banten menggelar proses Melasti di Pantai Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Minggu, 03 Maret 2019.

Upacara Melasti merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan Hari Raya Nyepi Tahun Caka 194, sekaligus sebagai simbolisasi dari apa yang diajarkan agama Hindu. Melasti  berarti Mala dan Asti. Mala adalah adalah kekotoran dan Asti menghanyutkan, jika disatukan yaitu upacara ritual menghanyutkan kekotoran dalam diri kita dan dibuang ke laut.

Selain membuang kekotoran ke laut, upacara Melasti juga diisi dengan berdoa, supaya diberikan kebaikan dan keselamatan. Tak lupa, umat Hindu Banten pun berdoa agar bangsa Indonesia diberikan keamanan, kedamaian dan kelancaran melaksanakan Pemilu 2019.

"Melalui upacara Melasti saya berharap seluruh umat Hindu dan umat agama yang lainnya dapat lebih memperkokoh keutuhan NKRI dan terus mengarah ke hal postiif dan jangan mudah percaya dengan berita hoax," ujarnya. (mus)
 

Kepala Bidang Humas Polda Bali Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto

Bendesa Adat Jadi Tersangka Reklamasi Pantai Melasti Bali, Dijerat UU Ciptaker

Polisi menetapkan 5 orang tersangka dalam kasus reklamasi di kawasan pantai Melasti, Badung, Bali. Kasus itu juga menyeret Bendesa Adat Ungasan berinisial KG

img_title
VIVA.co.id
29 Mei 2023