Logo timesindonesia

Jelang Nyepi Warga Tengger Probolinggo Sucikan Diri

Upacara melasti di kaki bukit Widodaren. (FOTO: Humas Sukapura for TIMES Indonesia)
Upacara melasti di kaki bukit Widodaren. (FOTO: Humas Sukapura for TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Jelang hari raya Nyepi 2019, tahun baru Saka 1941, umat Hindu Tengger, di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menggelar upacara penyucian diri atau Melasti. Hal itu dilakukan, agar saat tapa brata penyepian, tidak ada gangguan.

Upacara itu, digelar di puncak widodaren, yang berada di balik Gunung Bromo. Dalam upacara tersebut, warga tengger berharap momen hari raya nyepi, membawa dampak yang positif. Baik secara intern umat hindu, maupun ekstern. Terutama, penguatan bhineka tunggal ika dan kedamaian bangsa Indonesia.

Dalam prosesi melasti itu, warga Tengger berbondong-bondong menyeberangi lautan pasir, dan berkumpul di kaki bukit Widodaren. Mereka, berasal dari Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang.

Tak lupa, pusaka dan sesajen juga turut dibawa dalam prosesi ini. Selanjutnya, sesajen dan pusaka yang hendak disucikan, dikumpulkan menjadi satu. Upacara kemudian dimulai dan diikuti seluruh umat Hindu Tengger dengan khidmat.

Bagi warga setempat, melasti sangat bermakna. Salah satu warga Tengger, Kastaman mengatakan, sebagai bagian dari hari raya Nyepi, melasti mampu memberikan rasa nyaman dan tenang pada jiwanya.

“Melasti ini, intinya mensucikan buana alit maupun buana agung. Agar pelaksanaan Nyepi tidak ada gangguan, baik nyata maupun tidak nyata. Selain itu melasti juga membawa damai di hati,” katanya, Minggu (3/3/2019).

Melasti sendiri, bertujuannya agar saat menjalankan upacara Nyepi, warga sudah dalam keadaan suci, bersih lahir dan bathin. Biasanya, melasti dilakukan di tepi pantai. Namun untuk wilayah suku Tengger, melasti dilakukan di puncak widodaren, dimana ada satu mata air yang sangat bersih.

“Sebetulnya bisa di lautan atau di pegunungan. Asalkan dekat dengan mata air yang membawa manfaat pada warga,” kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Bambang Suprapto.

Masih menurut Bambang, pada rangkaian melasti tahun ini, diharapkan dapat membawa pengaruh positif bagi seluruh umat manusia. Baik umat Hindu di Tengger, maupun yang lainnya. Terutama agar keadaan Indonesia, bisa lebih damai, aman tentrem dan tidak ada lagi perpecahan. (*)