Februari Terjadi Deflasi Terbesar di Malang, Ini Penyebabnya

Badan Pusat Statistik Kota Malang (BPS Kota Malang) mencatat selama bulan Februari 2019, kondisi perekonomian Kota Malang mengalami deflasi terbesar.

Kasi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Dwi Handayani Prasetyowati mengatakan, pada Februari, Kota Malang mengalami deflasi 0,42 persen. Angka ini merupakan deflasi terbesar, selama empat tahun terakhir.

"Biasanya, dari Januari ke Februari, mengalami inflasi lebih rendah. Seluruh kota di Jawa Timur mengalami deflasi. Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan harga di beberapa sektor komoditi," katanya, Jumat (1/3/2019).

Ia mengungkap jumlah deflasi Kota Malang ini tertinggi untuk wilayah Jawa Timur. Deflasi di Jawa Timur sendiri berada di angka -0,18 persen. 

Dwi mengatakan terdapat empat komoditi yang mengalami penurunan harga pada Februari 2019. Kempat komoditi tersebut ialah penurunan tarif angkutan udara sebesar 8,62 persen, daging ayam ras 10,44 persen, harga telur ayam ras 30,94 persen, serta harga cabai rawit dengan penurunan 13,04 persen. 

Ada juga barang-barang lain yang mengalami penurunan harga, seperti cabai merah, daging sapi, sabun mandi, ikan lele, tauge, dan bensin.

Selain itu, ada juga komoditi yang mengalami kenaikan pada bulan ini. Komoditi yang dimaksud ialah  harga sewa rumah sebesar 1,8 persen, bawang putih 10,31 persen, tomat sayur 17,10 persen, dan kenaikan harga beras sebesar 0,48 persen. 

"Kenaikan ini tidak sebanding dengan penurunan harga sejumlah komoditas penyumbang deflasi, sehingga Kota Malang mengalami deflasi di bulan Februari," terangnya.

BPS Kota Malang menambahkan setelah mengalami deflasi pada bulan Februari 2019, pada Maret 2019 diprediksi akan kembali terjadi inflasi. Berdasarkan catatan BPS Kota Malang, inflasi Maret di tahun 2011-2019, rata-rata inflasinya berada di angka 0,21 persen.(*)