Korban Gempa di Solok Selatan Rata-rata Anak-anak
- VIVA/Andri Mardiansyah
VIVA – Ikatan Dokter Indonesia atau IDI mengerahkan sejumlah dokter spesialis anak dan spesialis bedah umum, untuk merawat para korbran gempa di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Dokter umum pun dilibatkan, untuk mempercepat pemulihan kesehatan para korban.
Menurut Ketua Tim Siaga IDI Solok Selatan, Tony Hardian, rata-rata korban akibat gempa itu ialah anak-anak; sebagian besar luka dan infeksi. Karena itu, keberadaan dokter spesialis bedah umum dibutuhkan di sana.
"Banyak masyarakat yang menjadi korban gempa yang mengalami trauma, rata-rata luka-luka dan infeksi, terutama anak-anak,” kata Tony, saat memimpin timnya merawat para korban gempa itu, Jumat 1 Maret 2019.
Tim medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan, dikerahkan untuk membantu para korban. Bahkan, posko kesehatan sudah didirikan. Ratusan orang terdampak gempa mulai berdatangan ke posko untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Tim Siaga IDI berencana berpindah-pindah tempat ke beberapa daerah yang dilaporkan terdampak gempa itu, di antaranya Kecamatan Sangir Balai, Kecamatan Sangir Batang Hari, dan Kecamatan Sangir Jujuan. Sementara ini, berdasarkan pengamatannya di Sangir Balai, para korban terluka tetapi tak ada yang patah tulang.
Mengingat petugas medis masih sangat dibutuhkan, tim Tony akan fokus memberikan pelayanan kesehatan hingga dua hari mendatang. Pusat layanan kesehatan itu di Jorong Koto Kunyit, Nagari Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai. Selanjutnya, pelayanan dipindah ke Kecamatan Sangir Batang Hari dan Sangir Jujuan.
Pelayanan kesehatan
Wakil Bupati Solok Selatan, Abdul Rahman, sebelumnya menegaskan bahwa selama masa tanggap darurat aparat pemerintah memprioritaskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terdampak. Pelayanan kesehatan harus maksimal, selain juga penanganan lain, seperti pendataan dan pemulihan.
Bahkan, kata Abdul, dia sudah meminta kepada Dinas Kesehatan untuk lebih proaktif menjangkau masyarakat-masyarakat yang mungkin kurang akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Sebab, area terdampak gempa cukup luas dan kondisi jalan sulit dilalui. Tim kesehatan harus mencari ke pusat-pusat konsentrasi masyarakat untuk memberikan layanan kesehatan.
Gempa tektonik yang terjadi pada Kamis pagi, 28 Februari, merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas Zona Sesar Sumatera, tepatnya pertemuan segmen Silitu-Siulak.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat, hingga kini sebanyak 55 warga menjadi korban dengan luka-luka dan 500 rumah rusak dengan kategori sedang hingga berat. (asp)