Jumlah Bissu, Pendeta Bugis Kuno di Masyarakat Lokal Kian Menyusut
- abc
Dia menjelaskan sejak Indonesia merdeka dan menjadi republik, kerajaan-kerajaan Bugis tersebut pun dilebur ke dalam republik dengan konsekuensi peran para Bissu pun terpinggirkan.
Bahkan, tak lama setelah kemerdekaan, ketika terjadi pemberontakan DI/TII di Sulsel, para Bissu menjadi sasaran dan dikejar-kejar untuk dibasmi, karena dipandang bertentangan dengan ajaran Islam.
Prof Halilintar yang memulai upaya menghidupkan kembali tradisi Bissu di tahun 1990-an menilai, selain faktor-faktor eksternal, juga ada faktor internal Bissu sendiri yang turut berpengaruh.
"Secara internal, kualitas mereka semakin menurun dan tidak ada lagi sosok guru tempat mereka belajar jadi Bissu," jelasnya.
Dalam pandangan Professor Davies, minimnya orang yang mau jadi Bissu tidak terlepas dari meningkatnya kecenderungan homofobia dalam masyarakat Indonesia.
Dia berharap Pemerintah Indonesia untuk membuat kebijakan yang melindungi masyarakat dari latar belakang gender berbeda-beda.