Logo ABC

Jumlah Bissu, Pendeta Bugis Kuno di Masyarakat Lokal Kian Menyusut

Tradisi Bissu di masyarakat Bugis kuno berlangsung ratusan tahun hingga era sebelum kemerdekaan RI. Kemudian tenggelam akibat upaya pembasmian Bissu dan mulai dihidupkan kembali tahun 1990an.
Tradisi Bissu di masyarakat Bugis kuno berlangsung ratusan tahun hingga era sebelum kemerdekaan RI. Kemudian tenggelam akibat upaya pembasmian Bissu dan mulai dihidupkan kembali tahun 1990an.
Sumber :
  • abc

"Bahasa mereka memiliki konsep yang merujuk pada kombinasi jenis kelamin, gender dan orientasi seksual," katanya.

"Para pendatang ke daerah itu sebelum Islam mencatat adanya keberagaman gender dan jenis kelamin. Jadi konsep ini ada sebelum Islam masuk ke sana di awal tahun 1500-an," katanya kepada ABC.

Dia menjelaskan, untuk menjadi Bissu, seseorang harus terlahir sebagai perempuan dan laki-kali atau interseks.

"Lebih pastinya, orang Bugis percaya bahwa Bissu yang dari luar tampak sebagai laki-laki justru jiwanya perempuan, dan sebaliknya. Kombisi jenis kelamin ini memungkinan munculnya identitas meta-gender," jelasnya.

Menurut dia, tergantung siapa yang ditanya, namun Bissu seringkali menyatakan Anda harus terlahir sebagai Bissu untuk menjadi Bissu. Yaitu terlahir sebagai perempuan dan laki-laki sekaligus.

Namun, katanya, ada juga yang menyatakan jika seseorang bisa mempelajari bahasa Bissu, mantra dan doa-doanya, maka orang tersebut bisa menjadi Bissu.

Dijelaskan, peran sosial para Bissu termasuk memimpin doa dalam upacara adat menandai panen atau upacara kelahiran bayi.